Jumat 16 Sep 2011 16:36 WIB

Korban Pemerkosaan Butuh Waktu Puluhan Tahun Untuk Pulih

Rep: c28/ Red: Siwi Tri Puji B
Korban pemerkosaan, ilustrasi
Korban pemerkosaan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Korban pemerkosaan di dalam angkot D02, RS belum menjalani pemulihan. "Butuh waktu yang cukup lama bagi korban pemerkosaan untuk pulih. Trauma psikologis yang mereka alami bisa bertahan hingga dua puluh tahun ke depan," kata Vitria Lazzarini, psikolog sekaligus Koordinator Yayasan Pulih.

Masing-masing orang memiliki kemampuan berbeda dalam menyikapi traumatik akibat perkosaan yang dialami, katanya. Bukan berarti korban yang pulihnya lama termasuk orang lemah. Ada banyak faktor yang harus dipenuhi dalam masa pemulihan.

Pemulihan mulai dari individu sendiri, bagaimana agar dia bisa menerima eksistensi dirinya kembali. "Kita harus tahu sejauh apa korban menghayati perkosaan ini sebagai ancaman untuk dirinya."

Ketakutan korban jika melapor, katanya, juga akan mengalami hal-hal tidak enak lanjutan. Stigma masyarakat yang menganggap korban pemerkosaan akibat kelalaian pribadi juga berat.

"Sering kali korban malah mengalami trauma lanjutan. Kalimat-kalimat seperti 'dia sih pulangnya malam' atau 'siapa suruh pakai baju seksi' itu memojokkan korban." ujar Vitria kepada Republika, Jumat (15/8).

Pertanyaan-pertanyaan dari pihak penyidik pun kadang menyulut trauma. Korban jadi teringat kembali dan merasa tertekan. Kadang korban justru menjadi bulan-bulanan media massa melalui pemberitaan yang terlalu detail.

Dukungan keluarga dan masyarakat dibutuhkan dalam proses pemulihan ini. Bukan hanya korban, anggota keluarga inti yang mengalami tekanan akibat kejadian itu juga perlu pemulihan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement