Senin 19 Sep 2011 01:00 WIB

Pengungsi Ambon Mulai Pulang, Satu Balita Meninggal Akibat Diare

Rep: fitriyan zamzami/ Red: Stevy Maradona
Sejumlah personil TNI AD melakukan pengamanan sejumlah ruas jalan dan kawasan pemukiman pasca kerusuhan di Kota Ambon, Selasa (13/9). Situasi dan kondisi keamanan mulai berangsur membaik sehingga aktivitas masyarakat kembali normal.
Foto: Antara/Izaac Mulyawan
Sejumlah personil TNI AD melakukan pengamanan sejumlah ruas jalan dan kawasan pemukiman pasca kerusuhan di Kota Ambon, Selasa (13/9). Situasi dan kondisi keamanan mulai berangsur membaik sehingga aktivitas masyarakat kembali normal.

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON- Sepekan setelah berlangsung kerusuhan, Kota Ambon sudah nampak normal kembali. Sejumlah besar pengungsi sudah mulai meninggalkan tempat-tempat pengungsian.

Dari pantauan Republika, sejak Ahad (18/9) pagi, kendaraan sudah memadati jalan-jalan raya di Kota Ambon. Transaksi di pasar dan pertokoan Kota Ambon sudah ramai kembali. Kedua pihak warga yang bertikai  sudah mulai berani menyeberang ke wilayah-wilayah dari pihak lain.

“Beta sudah rasa sedikit aman,” ujar Agustinus, warga Aster yang ditemui  di wilayah Galunggung, Kota Ambon, Ahad pagi. Ia terlihat santai saja memarkir motornya di daerah yang hampir seluruh wilayahnya didiami warga beragama Islam tersebut.

Sementara itu, keberadaan petugas keamanan dari polri dan TNI juga sudah mulai tak terlampau banyak terlihat di tepi-tepi jalan utama Kota Ambon dibandingkan Senin sampai Sabtu pekan sebelumnya. Mereka hanya nampak berkumpul di pos-pos penjagaan, di rumah-rumah ibadah, dan bangunan-bangunan penting.

Menyusul semakin kondusifnya keadaan di Kota Ambon, sebagian pengungsi yang rumahnya tak terbakar juga sudah memilih pulang ke rumah masing-masing. Di pengungsian Masjid Jamie, Kota Ambon misalnya, sejak Sabtu kemarin sampai Ahad sore, sudah 100 kepala keluarga meninggalkan masjid.

“Menurut data kami 40 KK pulang Hari Sabtu kemarin, dan 60 KK pulang hari ini,” ujar Said Bahfen, salah satu pekerja sukarela di pos pengungsian Masjid Jamie.

Sebaliknya, pengungsi yang kehilangan rumah masih bertahan di pos pengungsian SD Silale, Nusanive belum dipindahkan. Dari pantauan, kondisi di pengungsian tersebut sudah penuh dengan sampah-sampah yang belum terangkut. Beberapa pengungsi juga sudah dijangkiti penyakit.

Kabar duka datang dari pengungsian di Masjid Al Fatah. Di sana, Sabtu kemarin, seorang balita terkena penyakit muntaber dan tak tertolong saat dilarikan ke rumah sakit. Anak tersebut bernama Dian (1 tahun), anak dari pasangan La Sidi yang bertempat tinggal di Pohon Pule, Sirimau, Kota Ambon. Ia meninggal sesaat setelah dibawa ke Rumah Sakit Al Fatah.

“Pagi-pagi dia sakit kemudian sewaktu di bawa ke rumah sakit sudah tak tertolong,” ujar Said Bahfen yang juga mendata pengungsian di Masjid Al Fatah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement