REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengajukan catatan permintaan bantuan kepada Amerika Serikat untuk menghadapi kaum separatis Kurdi, kata kantor berita Anatolia, Rabu (21/9).
"Ada catatan permintaan kita yang harus disampaikan kepada mereka mengenai menghadapi PKK," kata Erdogan seperti dikutip oleh Anatolia, mengacu pada pemberontak Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dimasukkan dalam daftar hitam sebagai kelompok teroris oleh Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Pernyataan Erdogan itu dikemukakan pada satu konferensi pers setelah satu-setengah jam pertemuan dengan Presiden AS Barack Obama di New York, kata Anatolia.
Kontra-terorisme termasuk dalam agenda pertemuan tingkat tinggi Erdogan dan Obam, katanya pada saat dua serangan terpisah di Turki memberi tekanan pada pemerintah Erdogan yang berakar-Islam itu.
Sebuah bom kuat mengguncang pusat ibu kota Turki Ankara pada Selasa, menewaskan tiga orang dan melukai sedikitnya 15 lainnya, dan kecurigaan segera ditudingkan kepada separatis Kurdi.
Pada hari yang sama, seorang pemberontak Kurdi menyerang sebuah akademi kepolisian di tenggara Turki, menewaskan empat warga sipil dan salah satu penyerang juga tewas. Pemberontak Kurdi menyerang akademi di kota Siirt.
"(Obama) mengatakan kepada saya bahwa Amerika Serikat siap untuk memberikan kita dukungan apapun mengenai perang melawan terorisme," kata Erdogan.
Dia menambahkan bahwa Washington akan terus memasok Turki dengan data intelijen mengenai kegiatan-kegiatan pemberontak Kurdi yang berbasis di Irak utara.
Pemerintah Turki sebelumnya mengkonfirmasi hal itu dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat untuk pangkalan pesawat-pesawat tak berawak di wilayahnya untuk beroperasi melawan pemberontak Kursi di Irak utara.
Erdogan mengatakan, masalah ini juga muncul dalam pertemuannya dengan Obama. Saya percaya bahwa tidak akan ada masalah tentang Predator (pesawat tak berawak) itu, mereka akan mencoba untuk memecahkan masalah Predator," katanya.