Rabu 28 Sep 2011 10:31 WIB

Yogyakarta Minta Bantuan Alat Deteksi Tsunami pada Jerman

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Chairul Akhmad
Alat apung deteksi peringatan dini tsunami (ilustrasi).
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Alat apung deteksi peringatan dini tsunami (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DIY akan bekerjasama dengan salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Jerman untuk mencoba memperpendek informasi peringatan dini bila terjadi tsunami.

 

Hal itu dikemukakan Kepala BPBD Provinsi DIY, Budi Antono, di ruang kerjanya, Rabu (28/9). Kerjasama yang akan dilakukan selain dalam bentuk peralatan, juga mekanisme informasi ke Posko dan masyarakat.

Selama ini bila terjadi gempa, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan ke posko peringatan dini yang ada di pantai dan dari posko baru disampaikan ke masyarakat. Biasanya informasi dari BMKG sampai  posko waktunya sekitar 10 menit setelah terjadi gempa.

Bila gempa itu berpotensi tsunami biasanya selang waktu antara gempa dengan terjadinya tsunami sekitar 20 menit. Sehingga bila informasi dari BMKG ke posko peringatan dini yang ada di pantai baru sampai sekitar 10 menit setelah gempa, maka bila terjadi tsunami  waktu untuk evakuasi tinggal 10 menit lagi.

''Dengan adanya kerjasama dengan Jerman, kami harapkan informasi dari BMKG ke posko bisa diperpendek dari 10 menit menjadi 5 menit. Sehingga waktu untuk evakuasi bisa lebih lama yakni dari 10 menit menjadi 15 menit," kata Budi.

Menurut Budi, pantai yang landai sangat berbahaya bila terjadi tsunami. Padahal pantai di wilayah DIY yang banyak landai terdapat di Kabupaten Bantul, juga ada di Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Gunungkidul.

Sementara itu, peralatan untuk peringatan dini seperti mercusuar yang ada sirinenya baru ada di Kabupaten Bantul. Karena itu, BPBD DIY akan meminta bantuan pengadaan peralatan dan mekanisme peringatan dini kepada Jerman untuk Kabupaten Kulonprogo dan Gunungkidul.

Di samping itu, untuk mengantisipasi bila terjadi kerusakan alat peringatan dini yang ada di dekat pantai, maka BPBD DIY juga akan melakukan kerjasama dengan masjid-masjid yang berada di tepi pantai. Masjid-masjid itu sudah teruji sehari lima kali menyuarakan adzan. Sehingga bila informasi peringatan dini disampaikan di masjid, akan segera langsung sampai ke masyarakat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement