Jumat 07 Oct 2011 07:21 WIB

Jibril: Qaddafi Berada di Libya Selatan

REPUBLIKA.CO.ID,BAGHDAD--Pemimpin terguling Libya Muammar Qaddafi bersembunyi di Libya selatan dengan perlindungan suku, sesekali menyeberang ke Niger, namun pasukan pemerintah sementara berharap segera menemukan lokasinya, kata Perdana Menteri de fakto Libya Mahmoud Jibril, Kamis.

Qaddafi menjadi buronan sejak Dewan Transisi Nasional (NTC) menguasai ibu kota Libya, Tripoli, pada Agustus, dan ia berhasil menghindari penangkapan meski pasukan NTC memperoleh sejumlah petunjuk mengenai lokasinya.

"Laporan terakhir adalah ia berada di Libya selatan dengan perlindungan suku Tuareg, dan sesekali menyeberang ke Niger," kata Jibril kepada Reuters selama kunjungannya ke Baghdad.

"Keamanan merupakan hal paling penting baginya. Sangat sulit untuk memastikan dimana tepatnya ia berada, bahkan selama sepuluh jam terakhir. Saya berharap dalam beberapa hari mendatang kami akan bisa memastikan dimana tepatnya ia berada," katanya.

Jibril mengatakan, ia berada di Irak untuk membahas pembentukan lagi hubungan diplomatik antara Tripoli dan Baghdad dan meminta negara mitra OPEC itu untuk membantu pembangunan di bidang perminyakan. NTC meningkatkan perburuan terhadap Qaddafi yang dipusatkan di gurun Sahara dekat perbatasan dengan Niger dan Aljazair.

Keberadaan Qaddafi hingga kini tidak diketahui secara jelas. Dari tempat persembunyiannya, ia berulang kali melontarkan janji-janji untuk melanjutkan perang, ketika semakin banyak negara mengakui Dewan Transisi Nasional (NTC) sebagai pemerintah yang berkuasa di Libya.

Dewan itu kini sedang dalam proses memindahkan pemerintah mereka ke Tripoli dari markas sebelumnya di Benghazi, setelah mencapai kemenangan-kemenangan atas pasukan Qaddafi.

NTC, yang mengatur permasalahan kawasan timur yang dikuasai pemberontak, sejauh ini melobi keras untuk pengakuan diplomatik dan perolehan dana untuk mempertahankan perjuangan berbulan-bulan dengan tujuan mendongkel pemimpin Libya Muammar Qaddafi.

Negara-negara besar yang dipelopori AS, Prancis dan Inggris membantu mengucilkan Gaddafi dan memutuskan pendanaan dan pemasokan senjata bagi pemerintahnya, sambil mendukung dewan pemberontak dengan tawaran-tawaran bantuan.

Kelompok pemberontak Libya kini telah memasuki Tripoli dan rejim Qaddafi telah dianggap jatuh oleh banyak kalangan. Negara-negara yang telah mengakui NTC sebagai perwakilan sah rakyat Libya antara lain Cina, Rusia, Mesir, Chad, Turki, Uni Emirat Arab (UAE), Australia, Inggris, Prancis, Jerman, Gambia, Italia, Yordania, Malta, Qatar, Senegal, Spanyol dan AS.

Qaddafi (68) adalah pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa. Qaddafi bersikeras akan tetap berkuasa meski ia ditentang banyak pihak.

 

 

sumber : antara/reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement