REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pengamat ekonomi dan Direktur Financial Reform Institute, M Husni Thamrin, mengatakan, posisi menteri diberbagai bidang ekonomi seharusnya diisi oleh kalangan profesional.
"Posisi di kementerian-kementerian ekonomi seharusnya diisi orang-orang profesional," kata Husni Thamrin di Jakarta, Jumat. Menurut dia, menteri yang berasal dari kalangan profesional lebih ideal, antara lain karena lebih mudah untuk dievaluasi secara lehih obyektif dan netral.
Sedangkan menteri yang berasal dari parpol, lanjut Husni Thamrin, akan sukar untuk dievaluasi karena ada keterkaitan erat dengan faktor parpol tersebut. "Kalau menteri dari parpol susah untuk dievaluasi karena nanti akan muncul alasan sentimen," katanya.
Ia mencontohkan, salah satu alasan sentimen misalnya bila salah satu kinerja menteri dianggap jelek maka diduga karena ada keinginan untuk menyingkirkan para menteri yang berasal dari parpol tertentu.
Sebelumnya, pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Arbi Sanit, mengatakan, perombakan kabinet ("reshuffle") harus mampu menjawab tantangan krisis ekonomi dunia yang kini tengah menjalar ke berbagai negara.
"Krisis ekonomi akan merembet ke kita pada 2012 dan saat ini kita lihat sudah banyak demonstrasi di Amerika Serikat, negara-negara Eropa, bagaimana kemudian pembentukan kabinet merespon ini," katanya.
Ia menambahkan, sampai saat ini dirinya tidak melihat bahwa proses perombakan kabinet yang tengah dijalankan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan antisipasi terhadap kondisi ekonomi dan politik ke depan.
"Saya lebih merasa seperti bagi-bagi kekuasaan, tawar menawar dan membagi kursi seolah-olah tidak ada masalah di depan, jadi perombakan ini bukan akan menyelesaikan masalah," katanya.