REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH--Selama tinggal delapan hari di Madinah dan satu bulan di Makkah, para jamaah hendaknya selalu bersikap waspada terhadap aksi kejahatan. Mereka diharapkan memahami beberapa modus dari tindak kejahatan yang bisa mengenainya.
Salah seorang petugas haji Indonesia yang berada di sekitar pelatan bus yang menuju Masjidil Haram, Muhaimin, mengatakan yang terpenting jamaah tidak terlalu cepat percaya kepada orang yang baru dikenalnya. Mereka harus percaya kepada rekan satu rombongannya misalnya ketika hendak menitipkan barang di tempat wudhu atau toilet.
Menurut dia, kepada para jamaah yang berasal dari daerah, diharapkan juga jangan cepat percaya kepada orang yang baru dikenal meski dia mengajak berbincang dengan bahasa daerah yang sama. Banyak kasus kejahatan yang menimpa jamaah dimulai dari perbincangan ini.
‘’Setelah bisa berbincang akrab dengan jamaah yang diincar para penjahat itu biasanya menawarkan jasa untuk menunggui barang jamaah. Nah, biasanya kalau jamaah lengah dan memberikan barang kepadanya, mereka pun segera kabur membawa lari barang tersebut,’’ ujarnya.
Modus kejahatan lain adalah menawarkan jasa pengantaran kepada jamaah yang tak tahu jalan pulang. Biasanya ini menimpa jamaah yang berusia lanjut dan terlihat kebingungan karena terpisah dari rombongan.’’Para penjahat itu biasa terdiri banyak orang. Salah seorang diantaranya kemudian mengajak jamaah berjalan ke tempat tertentu. Di sana kemudian membekapnya serta menguras harta yang dibawa jamaah.’’
Modus seperti ini sudah menimpa jamaah asal Kebumen, Jawa Tengah sekitar sepuluh hari silam sepulangnya dari Masjid Nabawi untuk melaksanakan jamaah shalat Shubuh. Karena ketinggalan rombongan, jamaah yang sudah berusia lanjut itu diantar oleh beberapa warga Indonesia kembali ke pondokan.
Namun, di tengah jalan sebelum sampai pondokan, jamaah tersebut dibekap mereka. Satu orang memegani tangannya, satu orang membekap mulutnya, dan satu orang lagi menguras isi tas yang di bawanya. Alhasil uang sebanyak 1.500 real dan uang rupiah senilai lebih dari dua jua orang raib dibawanya.
‘’Anehnya, perampasan tas itu kata teman saya itu, dilakukan ditempat ramai. Tiba-tiba saja dia ditelikung dan ditengkurapkan di jalanan. Dia pun tak sempat mengelak atau berteriak,’’ kata Syarifudin, rekan satu rombongan dari jamaah yang tertimpa musibah itu.
Menanggapi ancaman kejahatan itu, Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Makkah, meminta agar jamaah tetap waspada. Apalagi setahun silam berhasil ditangkap beberapa orang Indonesia yang kerapkali melakukan kejahatan di sekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
‘’Mereka sudah beroperasi mirip sindikat. Saya harap jamaah tetap waspada. Jangan pakai perhiasan mencolok dan membawa uang banyak bila ingin beribadah ke Masjidil Haram atau Masjid Nabawi. Cukup 50 real saja uang yang dibawa. Nah, kalau ingin pergi belanja dengan membawa banyak uang, pergilah secara berombongan,’’ kata Arsyad Hidayat.