REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - The Habibie Center menggelar lokakarya pendidikan damai yang bertujuan untuk membangun kesepahaman lebih baik antara generasi muda di Jakarta dan Papua. Karena, selama ini ada ketidakpercayaan antara pemerintah pusat dan orang asli Papua.
Dalam siaran persnya, The Habibie Center mengemukakan ada ketidakpercayaan antara pemerintah pusat dan orang asli Papua sejak Papua diintegrasikan ke dalam Republik Indonesia pada 1963. Orang Papua melihat pemerintah pusat sebagai pembohong. Akibatnya, orang Papua tidak percaya kepada pemerintah pusat.
Sekalipun Papua sudah 48 tahun bergabung dalam Republik Indonesia, The Habibie Center menilai pemerintah terkesan memperlakukan orang Papua sebagai separatis yang mesti diwaspadai demi tegaknya NKRI.
"Pemerintah menerapkan serangkaian operasi militer guna membasmi separatis yang notabene adalah orang Papua,'' tulis rilis The Habibie Center. ''Pemerintah juga menerapkan stigma separatis.''
Kondisi ketidakpercayaan antara pemerintah pusat dengan orang Papua mengakibatkan komunikasi yang tidak efektif. Hal ini bisa saja berlangsung dalam bentuk lain terhadap generasi muda. Generasi muda di Jakarta bisa jadi tidak mengenal saudaranya di Papua.
Lokakarya yang diselenggerakan oleh The Habibie Center bekerjasama dengan SERASI-USAID. Lokakarya mengangkat tema "Pendidikan Damai: Mengurai Stereotip, Membangun Rasa Percaya". Acara dilaksanakan di Jakarta pada 13-26 Oktober 2011 dan di Jayapura pada 7-11 November 2011.