REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Anggota polisi, Briptu Marselinus, terkena tembakan di wajah. Diduga, ia ditembak kelompok separatis di Mil 45, Mimika, Papua, saat mengendarai mobil Freeport.
Maraknya penembakan di Papua ternyata membuat Polri kewalahan. Polri mengaku tidak dapat berbuat apa-apa dengan dalih beratnya kondisi alam di sana.
"Medan di sana sangat sulit. Para pelaku sangat menguasai medannya. Kemudian, mereka ini menembak dari tempat-tempat tertentu yang kalau kita kejar, pasti menghilang dan mereka sudah sangat tahu persis medannya itu," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Saud Usman Nasution, dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (7/11).
Saud menambahkan kondisi alam di Papua sangat ekstrim. Selain medan yang berat, kondisi cuaca juga cukup dingin. Transportasi di Papua juga belum terjangkau dan semakin mempersulit penangkapan kelompok separatis yang melakukan penembakan.
"Belum lagi kondisi fisik mereka kuat. Mereka dengan berjalan kaki dan berlari itu sudah sedemikian kuat. Fisik mereka kuat," tuturnya.
Ia pun membantah jika disebut adanya pembiaran dari Polri untuk tidak menangkap kelompok separatis di Papua apalagi jika dikaitkan dengan pemberian dana dari PT Freeport Indonesia. Ia menegaskan pihaknya tetap fokus dan proporsional dalam melakukan pengamanan di Papua.