REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA- Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menegaskan ASEAN tidak akan membiarkan dirinya menjadi ajang persaingan negara-negara besar.
Menjawab pertanyaan seorang wartawan asing dari CNN yang mengkritik kebijakan ASEAN di Laut Cina Selatan, Marty dengan tegas menyatakan ASEAN memiliki aturan permainan regional yang disepakati bersama oleh anggotanya.
"Kami kini memiliki skenario yang jelas," kata Marty merujuk resolusi-resolusi yang bisa ditempuh ASEAN dalam menyelesaikan persengketaan di Laut Cina Selatan, termasuk rancangan kode etik berprilaku di kawasan itu.
Dengan tegas, Marty membantah bahwa keengganan ASEAN menerima proposal Filipina yang ingin ASEAN satu front menghadapi Cina dalam sengketa di Laut Cina Selatan, bukan berarti organisasi kawasan itu lemah.
"Kami ingin yang menetralkan, meniadakan kesalahpahaman dan kehilangan kepercayaan," kata Marty lagi.
Dia menambahkan, ASEAN mengutamakan berdialog dan diplomasi. Meski, ia menolak manuver itu dianggap lemah.
Secara gamblang, Marty menegaskan bahwa China --yang menjadi sasaran kritik media Barat dan dibidik kekuatan besar-- selama ini menjadi mitra dialog yang seimbang.
"Kami ingin segalanya berjalan lancar," kata Marty. Dia juga menyatakan ASEAN kini tengah berada dalam momentum baru di arah yang benar.