REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar, Akbar Tandjung mengatakan, hubungan besan antara Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Hatta Rajasa dan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono bisa saja berlanjut menjadi koalisi politik.
Namun, lanjutnya, perlu diingat kalau ini merupakan masalah politik yang lebih didominasi oleh kepentingan. "Koalisi itu terkait dengan visi dan kepentingan, sama atau tidak. Visi bisa sama tapi kepentingan bisa beda, begitu juga sebaliknya," katanya usai memberikan kuliah umum di UIN Jakarta, Rabu (23/11).
Ia menilai, karena telah menjadi keluarga, maka SBY dan Hatta pasti akan memiliki hubungan yang semakin dekat. Hanya saja itu belum bisa dikonversi menjadi kesepakatan politik. Karena kepentingan-kepentingan kedua partai tersebut cukup banyak.
"Demokrat mungkin punya kepentingan, PAN juga punya kepentingan. Tapi hubungan dekat itu pasti. Dengan kedekatan pribadi bisa makin dekat secara politik kemungkinan itu ada," tambah dia.
Kalau pun nanti keduanya menjalin koalisi, Akbar mengaku tak gentar. "Kami tidak masalah. Golkar siap saja berkompetisi dengan siapa pun. Golkar juga sudah punya pengalaman yang cukup sejak 1999, 2004, dan 2009. Asal kompetisinya fair," pungkas dia.