Kamis 24 Nov 2011 02:34 WIB

Sejumlah Suku Libya Tolak Pemerintahan Baru

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Beberapa marga Libya pada Rabu menyatakan tidak akan mengakui pemerintah setelah pengumuman kabinet baru membuka kembali persaingan wilayah, yang mengancam ketenangan negara itu.

Perdana menteri tertunjuk Abdurrahim Keib mengumumkan jajaran kabinet, yang bertujuan menenangkan tumpang-tindih suku Libya, kepentingan daerah dan kubu ideologi, yang bersaing mengisi kekosongan sesudah kejatuhan Muamar Gaddafi dari kekuasaan.

Ketua jaksa Mahkamah Pidana Antarbangsa (ICC), Luis Moreno-Ocampo, dalam kunjungan ke Tripoli menyatakan pengadilan anak Gaddafi, Seif al-Islam, dapat dilakukan di Libya selama keadaan tertentu dipenuhi.

Kepada kantor berita Inggris Reuters, ia juga menyatakan yakin mantan kepala sandi Gaddafi Abdullah Senussi, yang seperti Seif dicari untuk diadili oleh ICC, belum tertangkap. Pejabat Libya sebelumnya menyatakan ia ditangkap.

Belum ada tanda langsung dari perbedaan pendapat atas kabinet dari kepentingan paling kuat, khususnya kelompok Islam, yang tidak diberi jabatan terbanyak pemerintah, tapi kelompok lebih kecil mengeluh diabaikan.

Mengumumkan pemerintahan itu adalah langkah terkini dalam kemandekan kemajuan menuju pembangunan lembaga baru, tiga bulan setelah pemberontakan paling berdarah "Kebangkitan Arab" mengakhiri 42 tahun Gaddafi memerintah.

Sekitar 150 orang berunjuk rasa pada Rabu pagi di luar hotel di kota Benghazi, Libya timur, tempat Dewan Peralihan Negara (NTC) berkantor, kata saksi. Pengunjuk rasa memegang spanduk bertuliskan "Tidak untuk pemerintah orang luar", kata saksi itu.

Unjuk rasa tersebut diadakan anggota suku Awagi dan Maghariba, yang berpusat di Benghazi dan marah perwakilan mereka tidak di jabatan kunci.

Kelompok yang menamakan diri Kongres Amazigh Libya menyeru penghentian semua hubungan dengan NTC atas pembentukan pemerintah tersebut.

Amazigh, atau Berber, adalah suku kecil, yang menderita penganiayaan di bawah Gaddafi dan yang mendesak pengakuan lebih besar atas bahasa dan kebudayaannya di Libya baru.

"Pembekuan sementara itu akan berlangsung sampai NTC menyetujui tuntutan Amazigh," kata pernyataan kelompok itu

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement