Jumat 02 Dec 2011 19:11 WIB

Abraham Jadi Ketua KPK, Sinyal Penuntasan Kasus Century

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Terpilihnya Abraham Samad menjadi ketua KPK menggantikan Busyro Muqoddas membawa angin segar bagi pemberantasan korupsi. Belum lagi, gagalnya Yunus Husein, yang disebut-sebut titipan pihak Istana terpental dari sebagai pimpinan KPK, bisa menjadi momentum perbaikan di internal KPK.

"Ini menandakan DPR lebih mengutamakan kepentingan bersama, daripada kepentingan politik sesaat," kata pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Bachtiar Effendi ketika dihubungi, Jumat (2/12) malam.

Pihaknya menilai, meski Busyro Muqoddas tidak lagi menjadi ketua KPK, komposisi pimpinan KPK sekarang lebih garang. Bachtiar memprediksi, kasus Bank Century yang merugikan keuangan negara sebesar Rp 6,7 triliun bisa dibongkar.

Karena tolok ukur penyelesaian kasus Century dinantikan banyak pihak. Adapun parpol penguasa yang mengusung Yunus Husein gagal mewujudkan rencananya, sehingga dugaan penghalang dibukanya kasus Century sudah tersisih.

Menurut Bachtiar, terpilihnya Abraham Samad, Bambang Widjojanto, Adnan Pandu Praja, dan Zulkarnain, sebagai pimpinan KPK bisa dibilang hasil mencengangkan. Pasalnya komposisi empat pimpinan KPK itu bersama Busyro Muqoddas jauh dari prediksi banyak pihak.

Karena itu, ia melihat pemilihan pimpinan KPK kali ini sangat dinamis dan jauh dari intervensi penguasa. Jika memang ada intervensi, buktinya tidak terwujud, karena 55 anggota Komisi III DPR, memiliki agenda sendiri. Mereka lebih mengedepankan kepentingan luas sehingga tidak tunduk pada kekuasaan.

Begitu pun KPK diprediksi tidak lagi menangani kasus kecil, seperti era kepemimpinan sebelumnya. Sehingga road map KPK yang dikenal garang membongkar kasus korupsi besar bisa terlaksana. "Kasus Century yang merugikan keuangan negara sangat mungkin diprioritaskan," tandas Bachtiar.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement