REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR dari fraksi PDI Perjuangan, Trimedya Panjaitan mengatakan, pihaknya menginginkan pimpinan KPK yang independen. "Abraham ini punya komitmen mengerjakan kasus-kasus yang sering kita bilang empat kasus itu (Century, cek pelawat, Gayus Tambunan, wisma atlet-red)," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (2/12).
Trimedya juga mengatakan, pertimbangan Abraham yang dari berasal dari daerah juga menjadi kekuatan. "Orang daerah sekali-kali memimpin. Memang kita sampai siang tadi tidak punya pilihan lain di luar Abraham dan Bambang. Kalau Yunus, sejak awal tidak termasuk paket kita," pungkas dia. Mansyur Faqih
Abraham Samad terpilih sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk periode 2011-2015. Abraham menjadi kuda hitam dengan perolehan suara signifikan, yaitu 43 suara dari 56 anggota Komisi III yang hadir.
Ini lantaran, dengan usianya yang 45 tahun, Abraham merupakan yang termuda di antara delapan capim yang mengikuti fit and proper test. Pada pemilihan sebelumnya, Abraham terpilih menjadi pimpinan KPK bersama dengan Bambang Widjojanto, Adnan Pandu Praja, dan Zulkarnain.
Pada pemilihan ini, Abraham pun mendapat dukungan suara penuh, yaitu 55 suara dari 56 anggota yang memilih. Sama dengan perolehan suara yang didapat Bambang.
Pada pemilihan ketua, Abraham berhasil menyisihkan nama kandidat kuat seperti Bambang yang hanya mendapat empat suara dan Busyro Muqoddas yang memperoleh lima suara. Dua pimpinan lainnya, Zulkarnain dan Adnan masing-masing mendapat tiga suara dan satu suara.