REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Alat absensi finger print untuk anggota dewan dalam jumlah belasan diperkirakan mencapai Rp 200 juta. "Kita memprediksi sekitar 16 yang dibutuhkan," jelas Kepala Biro Pemeliharaan Bangunan dan Instalasi Setjen DPR, Sumirat, saat dihubungi, Selasa (6/12).
Dia mengatakan, saat ini proses pengadaan alat baru sampai pembahasan terkait spek yang dibutuhkan. "Kita masih mencaritahu spesifikasi seperti apa yang diperlukan," jelasnya.
Saat ini, pihaknya masih membahas dokumen-dokumen dari empat vendor yang akan diseleksi dalam pengadaan finger print ini.
Pengadaan direncanakan mulai 2012. Saat ini anggarannya belum ada, karena Setjen harus melaporkan penggunaan anggaran sepanjang 2011. Sekretaris Jenderal DPR, Nining Indar Saleh, menyatakan masalah pengadaan alat itu masih panjang prosesnya.