Senin 12 Dec 2011 15:55 WIB

Pencetakan Soal Ujian Nasional akan Ditangani Kemendikbud?

Rep: Fernan Rahadi/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG  --  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berjanji penyelenggaraan UN 2011/2012 akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Salah satu upayanya ialah melakukan koordinasi terpusat terhadap percetakan-percetakan yang akan mencetak soal-soal UN.

"Tahun depan tugas (pemerintahan) provinsi lebih untuk mendistribusikan soal-soal. Pencetakannya sendiri akan terkoordinir di pusat," ujar Kepala Balitbang Kemendikbud, Khairil Anwar Notodiputro, usai pembukaan Seminar Kampanye Nasional dengan tema 'Peran Penelitian dan Pengembangan dalam Pembangunan Karakter Bangsa' di Hotel Horison, Bandung, Jawa Barat, Minggu (11/12) malam.

Alasan melakukan pengkordinasian terpusat tersebut adalah sulitnya kontrol pencetakan soal-soal UN tahun lalu. Saat itu banyak kejadian soal-soal yang tercampur seperti soal Matematika yang terdapat pada soal-soal Biologi di sejumlah daerah. "Pemusatan ini memudahkan upaya mengontrol dari sisi pencetakan dan pendistribusian," katanya.

Meskipun demikian, kata Khairil, percetakan-percetakan tersebut tetap akan melalui proses tender dan tidak semuanya berada di pusat. Khairil memperkirakan terdapat enam percetakan yang akan dipilih untuk mencetak soal-soal UN.

Khairil mengatakan, proses tender percetakan akan dimulai pada akhir Desember ini. Ia berharap akhir Februari nanti sudah bisa ditentukan nama-nama percetakan yang memenangkan tender. "Dengan begitu mereka sudah bisa langsung bekerja," tuturnya.

Ditanya terkait masih banyaknya peserta didik yang tidak lulus UN, Khairil mengatakan bahwa kelulusan ditentukan oleh banyak faktor tidak hanya UN. Salah satunya, kata dia, adalah belum meratanya pendidikan di seluruh Indonesia. "UN kan hanya menentukan 60 persen kelulusan saja," ujar Khairil.

Khairil menegaskan lagi kebijakan UN untuk tahun depan tetap tidak berubah. Yang berbeda, kata dia, hanya implementasinya yang diupayakan serapi mungkin. "UN ini sudah settle, jadi tak perlu diubah-ubah lagi. Sekarang tinggal bagaimana melaksanakannya sebaik mungkin. Balitbang sejauh ini telah berupaya melakukan sosialisasi UN sedini mungkin," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement