REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lahirnya mobil hasil rakitan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Solo "Kiat Esemka" harus mampu memicu perguruan tinggi (PT) dan lembaga riset milik negara untuk menciptakan inovasi-inovasi produk.
"Di tengah minimnya dana dan peralatan, SMK Negeri 2 Solo bisa merakit mobil, seharusnya perguruan tinggi dan lembaga riset bisa lebih dari itu," anggota Komisi X DPR RI Rohmani di Jakarta, Senin (9/1).
Menurut anggota Fraksi PKS dari komisi yang membidangi pendidikan, olahraga, pariwisata dan kebudayaan itu, perguruan tinggi seperti ITB, UI, UGM, dan ITS seharusnya termotivasi dengan kemampuan anak-anak SMK itu. Ia menegaskan, seharusnya capaian pelajar SMKN itu menjadi pelajaran bagi perguruan tinggi dan lembaga riset.
"Kita akui, dana riset masih rendah, tapi jangan selalu menjadikan itu sebagai alasan bagi kita untuk tidak berkreasi," katanya. Ia menambahkan sistem dan tata kelola pendidikan tinggi yang memicu rendahnya inovasi dan kreasi para mahasiswa.
"Sistem pendidikan tinggi yang ada sekarang mendorong mahasiswa untuk cepat menyelesaikan kuliahnya, tanpa berpikir 'skill' apa yang diperoleh," katanya menambahkan. Ditegaskannya bahwa hal itu bukan kesalahan mahasiswa tetapi manajemen pendidikan tinggi yang melahirkan kondisi seperti ini.