REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN -- Juru Bicara Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran, Massoud Jazayeri, mengatakan, "Musuh kita, terutama Amerika, Inggris dan rezim Zionis (Israel), harus bertanggung jawab atas tindakan mereka.'' Ketiga negara itu, dituding Iran berada di balik pengeboman yang menewaskan ilmuwan nuklir mereka. Tak kurang dari lima ilmuwan Nuklir yang dimiliki negeri Para Mullah itu telah dibunuh.
Mehmanparast menambahkan, tindakan tersebut adalah hal yang memalukan ketika negara barat mengklaim dirinya sebagai pembela hak asasi manusia dan memimpin perang melawan terorisme. Iran mengaku telah mengantongi bukti keterlibatan Washington dalam serangan yang menewaskan ahli nuklir mereka. Serangan bom untuk yang kelima kalinya ini, menurut Iran, sama dengan serangan sebelum-sebelumnya, yakni menggunakan bom magnet yang ditempelkan pada pintu mobil kemudian dipantik.
Menteri Luar Negeri Hilary Clinton menyangkal AS bertanggung jawab atas serangan tersebut. Begitu pula Presiden Israel Shimon Peres mengatakan Israel tidak memiliki peran atas tewasnya Mostada Ahmadi Roshan (32 tahun).
"Kami memiliki dokumen yang dapat diandalkan dan bukti aksi teror ini sudah direncanakan, dipandu dan didukung oleh CIA," kata Kementerian Luar Negeri Iran dalam sebuah surat yang diserahkan kepada Duta Besar Swiss di Teheran. Kedutaan Swiss mewakili kepentingan AS di negara yang tidak memiliki ikatan dengan Washington.