REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Turki, Selasa (17/1), mengutuk komentar calon presiden AS dari Partai Republik Rick Perry yang mengatakan Turki sebagai "teroris muslim" dan mempertanyakan apakah negara itu mesti tetap berada di dalam NATO. Turki menilai komentar itu sebagai tak mendasar dan tidak benar.
"Kami dengan keras mengutuk tuduhan tanpa dasar dan tidak tetap yang disampaikan kemarin malam mengenai negara kami selama debat yang diselenggarakan di South Carolina oleh Gubernur Texas Rick Perry," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Selcuk Unal di Ankara.
Turki menyatakan negara tersebut telah bergabung dengan NATO ketika Perry baru berusia dua tahun, dan menyampaikan sejarah panjangnya memerangi terorisme, termasuk ikut menjadi tuan rumah Forum Kontra-terorisme Global bersama Amerika Serikat.
Perry, Gubernur Texas, juga mengatakan selama debat di partai Republik bahwa Amerika Serikat mesti menghapuskan semua bantuannya kepada sekutu lamanya.
Seorang juru bicara mengatakan ada keperluan untuk "mengirim pesan" kepada pemerintahan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.
Ketika pada Selasa ditanya apakah ia salah berbicara selama debat itu, Perry mengatakan kepada CNN bahwa ia tak menghadapi masalah dengan apa yang ia katakan Senin malam dan mengecam Turki sebagai negara yang "mengizinkan pembunuhan demi kehormatan".
"Dari sudut pandang saya, Turki belum memperoleh kepercayaan kami ketika mereka melakukan itu terhadap warganegaranya sendiri," kata Perry sebagaimana dikutip Reuters.