REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Beberapa orang tak dikenal meledakkan satu sekolah khusus laki-laki di daerah suku Pakistan Khyber. Menurut laporan media lokal, The News, Sabtu (22/1) dan diberitakan Antara, Ahad (22/1), para gerilyawan meledakkan sekolah itu pada Jumat(20/1) malam dengan menggunakan bahan peledak di daerah Mina Bacha, Lembaga Kyhber, salah satu dari tujuh lembaga suku yang bergejolak di perbatasan Pakistan-Afghanistan.
Akibat ledakan itu, tiga kelas di dalam sekolah itu hancur, sementara tembok-tembok pembatas rusak ringan. Itu adalah sekolah pemerintah yang dibangun di perbatasan Torkham pada tahun 1980, setelah invasi Soviet terhadap Afghanistan. Di sekolah itu, 95 persen terdiri anak-anak dari keluarga-keluarga pengungsi Afghanistan yang tinggal di kota perbatasan.
Kejadian tersebut bukanlah yang pertama kalinya. Sebelumnya, kelompok yang merupakan gerilyawan menyerang satu lembaga pendidikan di daerah tersebut. Menurut statistik resmi, lebih dari 500 sekolah hancur oleh kelompok gerilyawan di Khyber Pakhtunkhwa dan di Wilayah Administratif Federal Kesukuan Pakistan, sejak invasi AS di Afghanistan. Akibatnya, puluhan ribu anak-anak tanpa akses ke pendidikan.
Di daerah seperti barat laut Pakistan, pendidikan formal ala barat bukanlah tugas yang mudah, karena sebagian masih dikuasai kaum ulama ortodoks. Tingkat melek huruf di Pakistan barat laut (tidak termasuk Peshawar) adalah 2perempuan di daerah ini yang menerima pendidikan. Sementara, tingkat nasional, prosentase melek huruf di kalangan perempuan mencapai 44 persen.
Para kritikus percaya bahwa setelah upaya-upaya sabotase sistem pendidikan oleh para gerilyawan, otoritas yang bertanggung jawab tidak berbuat apa-apa untuk membangun kembali struktur pendidikan di tempat semula. Namun, pihak berwenang berpendapat mereka tidak memiliki alokasi anggaran yang cukup untuk mengangkat sistem pendidikan di daerah, karena tugas mereka adalah menjaga situasi hukum, ketertiban, serta melindungi kehidupan orang-orang di daerah bermasalah.
Jumlah sekolah yang hancur mengalami kenaikan menjadi 64 di Lembaga Khyber, hingga Jumat lalu. Sedangkan untuk sekolah yang dikelola pemerintah juga ikut diledakkan oleh kelompok gerilyawan ini.