REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang saksi mata yang selamat dari peristiwa tabrakan maut mobil Daihatsu Xenia B 2479 XI, di Jalan MI Ridwan Rais, Gambir, Jakarta Pusat, Ahad (22/1) siang, Suwarto (54 tahun), menjelaskan kronologis kecelakaan maut tersebut. Menurutnya, mobil yang dikemudikan Afriani Susanti (29 tahun) melaju sangat kencang sebelum peristiwa kelam terjadi.
Mobil yang ngebut itu akhirnya hilang kendali dan menabrak delapan orang pejalan kaki hingga tewas. "Mobil itu sangat kencang, bukan ngebut lagi, dan sempat zig-zag begitu," kata Suwarto di kantor Unit Kecelakaan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
Suwarto menerangkan, mobil Xenia datang dari arah Gambir ke selatan menuju Patung Tugu Tani. Ketika mendekati Tugu Tani, mobil itu seketika oleng. Saat itulah kemudian mobil itu menabrak para pejalan kaki yang sedang berjalan beriringan di trotoar.
Pertama, sebutnya, mobil itu menyambar tiga orang, kemudian sekelompok lagi, terus sekelompok orang lagi. "Sampai akhirnya menabrak lagi halte yang ada anak, ibu-ibu, dan remaja. Semuanya. Baru pulang dari Monas," jelas Suwarto.
Suwarto menegaskan bahwa para pejalan kaki tersebut tidak sedang dalam posisi menyebrang, tapi berada di trotoar. Karena ngebut, imbuhnya, mobil setelah menabrak halte, tidak langsung berhenti, malah meringsek masuk ke halaman kantor Kementerian Perdagangan.
"Saat masuk ke kantor kementerian, mobil itu membuat dua orang lagi terpental. Setelah itu berhenti." "Ada seorang anak kecil yang terseret di bawah badan mobil," lanjut Suwarto.