REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Koordinator Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Uchok Sky Khadafi mengatakan, jangan menjadikan kepada Kepala Biro Pemeliharaan Bangunan dan Instalasi Setjen DPR, Soemirat sebagai kambing hitam.
Ia pun menilai, tudingan Badan Kehormatan (BK) DPR yang menimpakan semua kesalahan kepada Soemirat dalam masalah proyek renovasi ruang rapat badan anggaran (banggar) yang menelan biaya hingga Rp 20,3 miliar sebagai keputusan yang tidak objektif.
‘’Kepala biro itu memang salah, tapi jangan dijadikan kambing hitam. Yang harus dicari BK itu, anggota DPR, bukan kepala biro,’’ katanya kepada Republika, Selasa (24/1).
Menurutnya, tudingan BK tersebut memperlihatkan kalau lembaga itu bukan membela kehormatan DPR. namun, malah menjadi badan yang membuat citra DPR semakin buruk.
Dari dulu, lanjutnya, memang BK ini tidak mungkin menegakan etika DPR. Ini lantaran anggotanya berasal dari internal DPR sendiri. ‘’Tidak mungkin jeruk makan jeruk,’’ cetus dia.
Terhadap kesimpulan BK yang mengatakan tidak ada anggota dewan yang salah pun dianggap premature. Bahkan, Uchok menilai kesimpulan itu sebagai hal yang dikarang dan tidak rasional.
‘’Audit BPKP yang diundang masuk oleh BK saja belum ada. bagaimana mereka bisa menyimpulkan kepala biro salah?’’
Terkait dengan itu, ia pun meminta kepada fraksi-fraksi yang ada di DPR agar mengganti anggota BK. ‘”Sejak 2009, BK merupakan kanker dalam DPR sendiri. Seharusnya BK menjadi solusi buat DPR, tapi malah kebijakannya jadi masalah terus,’’ papar dia.
Di lain pihak, Ketua DPR, Marzuki Alie mengaku sependapat dengan BK. ''Karena dia yang mengawal perencanaan. Dia saya minta dari Kementerian PU, karena punya keahlian. Tapi kalau tidak punya hati nurani kita akan kembalikan,'' pungkas Marzuki.