REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kalau nantinya terjadi pergantian dalam tampuk kepemimpinan Partai Demokrat (PD), pergantian itu harus melewati jalur yang sesuai.
“Harus konstitusi. AD-ART-nya kan harus ada pemilihan,” kata anggota Dewan Kehormatan (DK) PD, EE Mangindaan saat ditemui di kantor Wakil Presiden, Jumat (27/1).
Sejumlah nama sempat mencuat untuk menggantikan jabatan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Selain Djoko Suyanto, EE Mangindaan pun sempat muncul ke permukaan. Tetapi, Menteri Perhubungan itu sempat tersenyum dan merasa masih banyak calon lain yang lebih baik dari dirinya jika pergantian itu benar-benar terjadi.
“Masih banyak calon yang lebih baik dari saya. Saya sendiri belum berani mengatakan itu,” katanya.
Menurutnya, jabatan ketua umum cukup berat jika harus diemban. Terlebih lagi posisinya yang saat ini menjabat sebagai Menteri Perhubungan. Ia merasa tidak bisa membagi pikiran dan waktu dengan jabatannya.
“Kalau tiba-tiba harus urus partai, saya pikir harus ditimbang-timbang juga. Jangan sampai melepas ini (jabatan menteri) dan ke sana (jabatan ketum). Nanti bisa serba salah. Mungkin ada yang lebih bagus,” katanya.
Sebelumnya, nama lain yang sempat disebut menggantikan Anas adalah Djoko Suyanto. Namun, Menkokumham itu pun menolak dan merasa tidak berminat untuk menggantikan Anas dan memimpin partai. “Untuk apa memimpin Partai Demokrat? Ngapain?” katanya saat ditemui di Istana Negara, Rabu (25/1) lalu.