REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Liga Arab menghentikan misi tim pemantau di Suriah pada Sabtu (28/1) karena kekerasan semakin memburuk. Liga Arab tak berhasil memaksa Presiden Suriah, Bashar al-Assad, menyerahkan kekuasaannya dan menyelenggarakan pemerintahan persatuan nasional.
"Dengan memburuknya situasi kritis di Suriah dan kekerasan tetap berlangsung, kami telah memutuskan untuk segera menghentikan pekerjaan misi Liga Arab dan membicarakan masalah ini ke Dewan Liga," kata Sekretaris Jenderal Liga Arab, Nabil Elaraby, dalam sebuah pernyataan.
Para menteri Liga Arab akan membahas penarikan tim pemantau dari Suriah awal bulan Februari. Liga Arab bisa menarik pemantau kapan saja jika diperlukan.
"Suriah menyesal dan terkejut dengan keputusan Arab untuk menghentikan pekerjaan misi pemantauan," kata pejabat pemerintah seperti dikutip televisi negara Suriah. "Ini akan memiliki dampak negatif dan memberikan tekanan pada Dewan Keamanan dengan meminta campur tangan asing dan mendorong kelompok-kelompok bersenjata meningkatkan kekerasan.''
Pemantau Liga Arab dikirim untuk mengamati pelaksanaan rencana perdamaian di Suriah. Namun, tingkat kekerasan tetap tinggi dan kerusuhan tetap terjadi.
Liga Arab sebelumnya memperpanjang misi pemantau untuk satu bulan ke depan. Tetapi, para kritikus mengatakan kehadiran mereka tidak mengurangi pertempuran. Tekanan diplomatik kepada Assad untuk turun dan melaksanakan rencana perdamaian sebaliknya justru mandek karena dukungan yang terus-menerus dari Rusia.