Rabu 08 Feb 2012 21:22 WIB

Pesawat Kepresidenan Disebut Bukan Pamer Kemewahan, Oh ya?

Boeing Business Jet 2, pesawat yang dibeli pemerintah RI untuk pesawat kepresidenan.
Foto: Boeing
Boeing Business Jet 2, pesawat yang dibeli pemerintah RI untuk pesawat kepresidenan.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -Pesawat kepresidenan dinilai tidak untuk pamer kemewahan, tetapi demi menekan besarnya biaya perjalanan dan terkait upaya memperlancar kinerja kepala negara. Pandangan itu disampaikan anggota Fraksi Partai Demokrat di DPR RI, Paula Sinjal.

"Setiap kepala negara memiliki aktivitas yang tinggi, termasuk melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah, baik kunjungan dalam negeri maupun luar negeri," katanya kepada ANTARA Riau, Rabu (8/2).

Ia mengatakan untuk memperlancar kunjungan kerja inilah, Presiden RI membutuhkan alat transportasi udara yang terjamin keamanannya.

"Tahukah kita berapa anggaran kunjungan kerja selama ini ketika pemerintah menggunakan jasa pesawat komersial dari salah satu BUMN?" tanyaya,

Ia menyebut setiap tahun rata-rata anggaran menyewa pesawat Rp183.935.509.935,- dengan rata-rata realisasi Rp162.758.869.545,-," ungkapnya. Dengan demikian, menurut dia, jumlah anggaran yang disediakan dalam waktu lima tahun mencapai sebesar Rp919 miliar atau 91.967.754 dolar AS.

"Karenanya, dengan membeli pesawat kepresidenan, diharapkan bisa menekan biaya perjalanan dinas Presiden RI sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan," kata Anggota Komisi II DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Sulawesi Utara ini

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement