REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Danang Widoyoko, Koordinator ICW (Indonesia Corruption Watch), mengkritik Tim Pansel (Panitia Seleksi) yang dinilai kurang transparan dalam proses seleksi calon anggota KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan Bawaslu (Badan Pengawasan Pemilu). ICW khawatir kondisi tersebut menghasilkan anggota KPU dan Bawaslu yang tidak berkualitas.
"Kalau aksesnya terbatas, informasi juga tidak akan lengkap. Kami juga tidak mendapatkan bahan dasar dan profil lengkap calon anggota,'' kata Danang dalam konferensi pers di Bakoel Coffee, Jakarta, Kamis (9/2). ''Kami khawatir Tim Pansel akan melahirkan anggota KPU dan Bawaslu yang tidak berkualitas" jelasnya,
Arif Nur Alam, Direktur Eksekutif IBC (Indonesia Budget Content), melontarkan pendapat senada. Arif menyerukan proses seleksi harus dilakukan secara obyektif dan mandiri serta tidak terkooptasi oleh kepentingan manapun.
Sama seperti Danang, Arif tidak mendapat akses untuk memperoleh informasi terkait profil kandidat.
"jika mereka akademisi, kami perlu tahu dari institut mana. Dan jika mereka anggota ormas, mereka dari ormas mana?'' katanya. ''Karena, proses seleksi harus netral dan kredibel. Kita tidak cukup menempatkan seorang akademisi saja."