Kamis 09 Feb 2012 21:20 WIB

Tinta Emas Chick Corea untuk Jazz

chick corea
Foto: imagesrate
chick corea

REPUBLIKA.CO.ID,Chick Corea telah menulis tinta emas dalam sejarah jazz. Selama empat dekade ia ikut memperkaya khasanah jenis musik yang dahulu lahir dari penderitaan kaum budak kulit hitam itu. Sang pianis avant-garde kini berhasil mengisi salah satu halaman ensiklopedi sejarah musik abad ke-21.

Lahir dengan nama Armando Anthony Corea di Chelsea, negara bagian Massachusetts, AS, 12 Juni 1941. Chick mulai menekuni piano sejak usia empat tahun. Sang Cihck, Armando Corea, juga musisi jazz yang memiliki banyak koleksi rekaman Charlie Parker, Dizzy Gillespie, Bud Powell, Lester Young, dan Horace Silver. Tak heran jika Chick banyak menyerap perbendaharaan musik dari para pentolah jazz Amerika itu. Komposisi dari sederet komposer klasik, antara lain, Beethoven dan Mozart juga besar andilnya dalam membentuk musikalitas Chick.

Chick pertama kali merekam karya-karyanya dalam album berjudul Tones for Jones setelah tiga tahun (1964 - 1966) bergabung selama dengan trompetis Blue Mitchell. Prestasi itulah yang menjadikannya dipercaya memimpin sebuah grup band. Pengaruh kultur Spanyol sangat kuat dalam diri Chick. Karena itulah warna musik Latin-nya sangat kental. Dan itu semakin manancap dalam dirinya setelah ia bergabung dengan para musisi sealiran, misalnya, Willie Bobo, Cal Tjader, Herbie Mann, dan Mongo Santamaria.

Selama setahun Chick sempat menjadi pengiring tetap penyayi kulit hitam bersuara berat Sarah Vaughn. Reputasinya semakin mencuat dengan bergabung dalam kelompok band pimpinan terompetis Miles Davis. Chick dipercaya memainkan elektrik piano yang saat baru dibuat oleh perusahaan alat musik Fender, Rhodes.

Pergaulan dengan Miles Davis ternyata semakin memperkuat karakter musik Chick sendiri. Alhasil, ia berhasil merombak fussion jazz konvensional secara total. Chick telah menempatkan diri dalam jalur sendiri, kelompok band dengan jurus-jurus improvisasi avante-garde. Dan itu diujudkannya dalam album Bitches Brew serta In a Silent Way yang bercorak. Dengan dasar warna musik itu Chick membentuk grub band bernama Circle bersama Dave Holland (bas), Barry Altschul (drum), dan Anthony Braxton (saksofon).

Pada 1971, setelah tiga tahun tergabung dalam kelompok Circle, Chick mulai berubah haluan. Kelompok itu ditinggalkannya dan ia membentuk grup baru, Return To Forever bersama musisi dengan permainan bas yang sangat unik, Stanley Clark. Sejak itu Chick senantiasa menyuguhkan warna lain dalam setiap album barunya.

Untuk menambahkan nuansa baru Chick menggaet beberapa personil baru. Mereka antara lain, Flora Purim (vokal), Airto yang juga suami Flora (drum), dan pemain berbagai alat tiup reed Joe Farrell. Pada awal-awalnya kolompok baru ini lebih banyak menampilkan lagu-lagu lembut dengan sentuhan samba yang cukup dominan.

Melalui kelompok itu Chick sempat mencetak dua album yang demikian populer di Indonesia. Beberapa lagu masterpiece mereka sempat demikian populer, misalnya, Spain, Nite Sprite, Armandos Rumba, Humpy Dumty. Lagu Spain dan Nite Sprite bahkan pernah dijadikan lagu-lagu dalam wajib beberapa even festival band tingkat pemula.

Gitaris Dewa Bujana, pemain drum Cindy Luntungan mungkin merupakan sebagian kecil contoh dari musisi yang besar dalam era demam Chick Corea di awal 1980-an. Bersamaan dengan tetap berlanjutnya kelompok Return To Forever, Chick juga mencetak beberapa solo piano.

Chick tampaknya merupakan seniman yang tak pernah berhenti berkreasi. Demam alat elektronik yang sedang melanda era itu ternyata juga memberikan inspirasi baru untuk membentuk baru kelompok Chick Corea Elektric Band. Namun ia ia tidak meninggalkan Return To Forever secara total. Ia hanya menambahkan pemain gitar Bill Connors dan menggantikan pemain drum baru yang sangat enerjetik, Lenny White.

Chick terus menanjak dengan gaya permainan unik. Penjelajahan Chick yang boleh dikata hampir tak ada batasnya itu menjadikannya sebagai idola. Itu ditunjang pula oleh instrumen elektronik yang saat itu sedang trend, sintesizer Moog. Pianis Indra Lesmana bahkan sengaja berguru untuk menimba ilmu kepadanya.

Untuk menciptakan warna baru Chick lagi-lagi mengadakan perombakan. Dicomotnya gitaris yang tak kalah nyentrik Al Di Meola untuk menggantikan Bill Connors. Pada pertengahan dekade 70-an, dengan formasi baru itu kelompok Return To Forever semakin populer. Mereka berhasil mencetak beberapa album sukses yang benar-benar inovatif, antara lain, Where Have I Known You Before, No Mystery, dan Romantic Warrior. Melalui dua album yang terkhir itu Chick bahkan berhasil meraih pengghargaan Grammy.

Entah karena apa pada 1975, kelompok Return To Forever bubar. Namun Chick tetap berkreasi. Ia membbuat sejumlah rekaman, baik dalam kelompok band elektronik, solo piano, musik klasik. Ia juga membuat beberapa rekaman duet masing-masing bersama Herbie Hancock dan Gary Burton.

Seiring dengan perkembangan alat elektronik, pertengahan 1980-an Chick membentuk kelompok musik baru, Chick Corea Electrick Band. Chick tampaknya memang piawai dalam mengolah setiap karakter jenis instrumen yang digelutinya. Alhasil, dari tiap jenis alat yang itu ia menghasilkan warna musik yang benar-benar baru, meski tetap dengan napas Chick.

Pada 1992, Chick berhasil mengujudkan keinginan yang selama ini diidam-idamkannya. Dengan manager Ron Moss ia mendirikan perusahaan rekaman Stretch Records yang berada di bawah naungan GRP (Gershwin Rosen Production). Perusahaan baru itu memang memiliki komitmen untuk menggarap musik-musik yang bersifat kreatif dan benar-benar orisinal, sebagaimana selera sang pendiri. Stretch memang belum sebesar perusahaan induknya namun telah berhasil mencetak banyak album. Belum lama ini perusahaan itu bahkan usai menggarap projek rekaman yang didukung oleh Chick, Bob Berg (drum), John Pattituci (bas), Eddie Gomez (bas), dan Robben Ford.

Memasuki abad ke 21, Chick merilis sejumlah album , diantaranya Solo Piano: Originals and Solo Piano: Standards (2000) , kemudian sukses dengan album Past, Present & Futures in 2001 yang menyabet sejumlah penghargaan Grammy. Album Rendezvous in New York pada 2003, dan To the Stars pada 2004. Pada 2007, Chick mencoba alat baru yaitu Banjo untuk memperkuat albumnya. Album ini kembali mendapat penghargaan Grammy.

Pada tahun 2008, Chick yang usianya sudah memasuki 60 an sibuk berkolaborasi dengan mantan partnernya, John McLaughlin. Ia merilis album The New Crystal Silence. Lagi-lagi album ini mendapat penghargaan. Memasuki usia 70, produktifitas Chick semakin banyak. Ia bersama John McLaughlin, Kenny Garrett, Christian McBride, Vinnie Colaiuta, merilis konser mereka yang diberi nama Five Peace Band. Album ini kembali menuai sukses dan menyabet sejumlah penghargaan.

Bagi setiap penggemar musik jazz, nama Chick seolah menjadi legenda. Lagunya yang tersohor seperti 'Spain’ menjadi lagu wajib bagi para musisi pemula yang mulai terjun ke dunia jazz. Improvisasi bagi musik jazz adalah salah satu filosofi. Dan Chick mampu menerjemahkan filosofi ini menjadi sebuah harmonisasi yang indah. Chick layak dikenang sebagai salah satu legenda jazz. Ia sudah menorehkan tinta dalam perjalanan musik jazz selama empat dekade.

sumber : ap,afp,bbc
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement