REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU--Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Pekanbaru, Provinsi Riau menyatakan cuaca eksteim atau gelombang dingin yang melanda Eropa tidak berdampak begitu signifikan untuk Indonesia.
"Yang namanya sirkulasi atau pertukaran kondisi udara pasti ada, baik dari utara ke selatan atau sebaliknya. Namun jarak yang jauh juga mempengaruhi kondisi ekstrim di suatu wilayah tertentu untuk memberikan dampak ke wilayah lainnya," kata Staf Analisa BMKG Stasiun Meteorologi Pekanbaru, Warih Budi Lestari di Pekanbaru, Sabtu.
Pernyataan Warih yang mengatasnamakan Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Pekanbaru, Philip Mustamu ini menanggapi ungkapan pakar lingkungan dari Universitas Riau (UR) Tengku Ariful Amri yang sebelumnya menyatakan jika gelobang dingin Eropa berdampak hingga Indonesia.
"Tidak menutup kemungkinan (gelombang dingin Eropa berdampak hingga Indonesia), namun mungkin tidak begitu signifikan," kata Warih.
Hal itu menurutnya, disebabkan jarak suatu daerah yang tengah dilanda cuaca ekstrem cukup jauh bahkan hingga menyeberangi berbagai wilayah samudera yang luas.
Kondisi demikian, kata Warih, mempengaruhi pengiriman gelombang dingin ke Indonesia secara langsung mengingat telah terjadi netralisir sistematis ketika udara tersebut mengarah ke Tanah Air atau beberapa wilayah Asia lainnya.
"Netralisir suhu udara itu dikarena suhu udara di sebagian wilayah samudera yang tinggi. Atau juga karena serapan angin yang menyebar," tuturnya.