REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Banyaknya kasus yang menerpa elite Partai Demokrat membuat perolehan suara partai yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut bisa di bawah 10 persen.
Hal itu sangat munkin terjadi kalau konflik yang ada terus berlangsung dan internal pengurus tidak berusaha membenahinya. Karena itu, Partai Demokrat pada Pemilu 2014 nanti bisa berubah menjadi partai gurem. "Kalau sudah di posisi itu, berat untuk Demokrat bangkit lagi," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari usai diskusi di Rumah Perubahan, Selasa (14/2).
Dipaparkannya, ada dua faktor pendorong yang menyebabkan suara Demokrat bakal menurun drastis. Selain karena hukuman masyarakat terhadap kinerja pemerintahan SBY-Boediono yang terus menurun, juga tersandungnya beberapa pengurus partai yang terlibat korupsi menjadi akibatnya.
Kombinasi keduanya, menurut Qodari, menyebabkan anjloknya tingkat popularitas dan kepercayaan masyarakat terhadap Demokrat. "Pada periode tahun lalu dan 2012 merupakan masa terberat bagi mereka."
Qodari memberi solusi agar penurunan suara Demokrat bisa dicegah dan citra partai dapat diperbaiki. Yakni melakukan pembersihan internal dengan mendepak kader yang dinilai bermasalah, meski sulit direalisasikan akibat faktor Ketua Umum Anas Urbaningrum.
Kemudian melakukan penataan manajemen pemerintahan yang identik dengan Demokrat. "Untuk pembersihan konsekuensinya publik akan bertanya-tanya mengenai komitmen partai ini," cetus Qodari.