Jumat 17 Feb 2012 09:20 WIB

Kisah Wakapolri Nanan Sukarna Saat Menjadi Kapolsek

Wakil Kapolri, Komjen Polisi Nanan Soekarna
Wakil Kapolri, Komjen Polisi Nanan Soekarna

REPUBLIKA.CO.ID, PALU - Guna menyemangati personel polisi muda, Wakil Kepala Polri (Wakapolri) Komjen Pol Nanan Sukarna menceritakan kisahnya saat menjadi Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Sepatan, Tanggerang.

Di hadapan seratusan polisi dan masyarakat di Palu, Kamis (16/2), Nanan mengatakan, jabatan pertamanya saat berkarir di Polri adalah sebagai Kapolsek Sepatan, Tanggerang, pada 1978, atau usai lulus dari Akademi Kepolisian dengan pangkat letnan dua.

Saat itu pria kelahiran Purwakarta, 30 Juli 1955 ini memiliki sembilan orang anggota yang bertugas mengelilingi desa-desa di wilayahnya untuk menjaga keamanan. "Hampir tiap malam saya berkeliling dengan Pak Camat menggunakan sepeda motor butut," kata Nanan mengenang.

Dia mengatakan, seorang Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) harus bisa membedakan kelompok masyarakat yang baik dan tidak baik. "Jadi saya menguasai setiap kondisi masyarakat, termasuk adanya janda muda yang berpotensi menimbulkan konflik," kata mantan Kapolda Kalimantan Barat dan Sumatera Utara ini.

Dia menuturkan, masyarakat saat itu memiliki Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) untuk menjaga kondisi keamanan di daerahnya. Di kantor LKMD tersebut, katanya, Camat, Kapolsek dan Komandan Rayon Militer berada satu ruang dan satu atap sehingga cepat dalam berkoordinasi dan menyelesaikan masalah.

"Jadi, saat itu wilayah Sepatan, Tanggerang, benar-benar kami kuasai," kata lulusan terbaik Akademi Kepolisian angkatan 1978 dengan tanda bintang Adhi Makayasa ini. Dia mengatakan, polisi saat ini harus meningkatkan sinergitas dengan TNI, pemerintah, dan masyarakat.

Menurutnya, Kapolsek dan pejabat di lingkungannya adalah yang memegang peran utama karena langsung bersentuhan dengan masyarakat. "Jadi apa yang sekarang kita (polisi) akan lakukan sudah saya lakukan sejak saya menjabat Kapolsek," kata Nanan yang dalam waktu dekat ini akan pensiun dari tugas kepolisian.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement