Jumat 17 Feb 2012 18:48 WIB

Wow, Para Ilmuwan ini Temukan Formula Ubah Tanaman Jadi Plastik!

Nanoteknologi (ilustrasi)
Nanoteknologi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  LONDON - Sejumlah ilmuwan asal Belanda menemukan cara untuk mengubah tanaman menjadi plastik dengan menggunakan proses nanoteknologi. Proses nanoteknologi merupakan salah satu alternatif dalam produksi berbasis minyak.

Tim dari Universitas Utrecht itu bekerja sama dengan Dow Chemical Co mengembangkan katalis besi jenis baru yang dibuat dari nanopartikel. Dow Chemical adalah perusahaan yang memproduksi etilen dan propilen atau bahan dasar pembuat CD, tas belanja dan karpet.

Namun bioplastik itu - yang dibuat dari tanaman seperti jagung dan gula - hanya sebatas bisa digunakan bukan sebagai pengganti dalam produksi berbasis minyak. Sistem baru itu bertolak belakang dengan bahan kimia yang dihasilkan petrokimia, yang memungkinkan bisa dikembangkan menjadi industri yang lebih besar. Dengan kata lain, bioplastik itu tidak terurai meskipun terbuat dari sumber daya yang bisa diperbaharui.

Salah seorang peneliti, Krijn De Jong dan rekannya membayangkan menggunakan biomasa yang terbuat dari sumber daya non-pangan untuk proses baru, seperti mempercepat tumbuhnya pepohonan dan rumput. Bukan tanaman tradisional untuk mengurangi persaingan antara pangan dan minyak.

Plastik yang terbuat dari biomasa banyak menuai kritik seperti yang terjadi dalam produksi bahan bakar nabati (biofuel).

Kritik-kritik yang dilontarkan menyebutkan beberapa produksi biofuel membutuhkan banyak lahan yang seharusnya digunakan untuk pertanian. Dengan artian membatasi sumber makanan dan air yang sangat dibutuhkan penduduk dunia.

Sejumlah produksi biofuel juga dinilai dapat menaikan emisi karbon, terutama jika hutan tropis ditebang untuk memfasilitasi produksi.

Penelitian yang dilakukan De Jong dan rekannya itu - yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah - masih dalam tahap awal. Masih diperlukan pengujian skala besar dan proyek percontohan. Sehingga tidak mungkin bisa masuk ke pasaran dalam waktu dekat.

Meningkatnya Permintaan

Berkurangnya bahan bakar fosil dan naiknya emisi gas rumah kaca menaikkan permintaan terhadap bioplastik. Namun pernyataan itu terbantahkan karena ditemukannya serpihan batu yang mengandung gas yang besar, yang bisa menyediakan alternatif murah untuk cadangan etilen di Amerika Serikat.

Warga negara Belanda itu merancang katalis yang terdiri dari nanopartikel yang sangat kecil dan terpisahkan satu sama lain dalam serat nano yang terdapat di karbon. Dalam tes laboratorium, katalis itu terbukti sangat efektif dalam mengubah biomassa - yang berasal dari gas buatan - yang bercampur dengan hidrogen dan karbon monoksida - pada etilen dan propilen.

Hal terpenting dalam proses tersebut adalah tidak menghasilkan metana dalam jumlah besar. Metana merupakan produk sampingan yang tidak diinginkan dalam proses yang menggunakan partikel besi dalam jumlah besar.

Tim itu juga berencana menaikan produksi katalis dengan bekerja sama dengan para ahli dari Johnson Matthey - pemasok alat pengubah katalis untuk kendaraan terbesar di dunia. Nanoteknologi, merupakan material yang dirancang dan dibuat dalam skala sepermiliar meter. Material itu berkembang dengan cepat di berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti pengobatan, elektronik maupun sebagai bahan pelapis.

sumber : ANTARA/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement