REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merilis, kurang dari seratus tahun lagi, atau tepatnya di 2100 bumi akan sesak parah, dipenuhi manusia bahkan kawasan hutan diprediksi mengalami kegundulan hebat.
"Populasi dunia tahun ini saja diperkirakan akan melampaui tujuh miliar atau meningkat satu miliar hanya dalam satu dekade, hingga akhirnya di 2050 populasi dunia akan membengkak menjadi lebih dari sembilan miliar kemudian mencapai 10 miliar di 2100," kata Deputi Advokasi, Penggerakan dan Informasi pada BKKBN, Drs Hardiyanto di Pekanbaru, Rabu (22/2).
Kondisi tersebut menurut dia, akan menyulut berbagai kemungkinan buruk salah satunya yakni ruang bumi dan lingkungan yang terus menyempit.
"Apalagi diperkirakan pada awal abad ke 22 mendatang, jumlah penduduk dunia mencapai 15 miliar jiwa lebih. Bisa dibayangkan seperti apa kondisi keramaian di satu wilayah khususnya perkotaan," katanya.
Hal demikian menurut dia, sebaiknya menjadi pemikiran bersama semua pihak, bagaimana caranya agar pertambahan jumlah penduduk dunia khususnya Indonesia tidak begitu signifikan.
"Ya, salah satunya dengan menyukseskan program Keluarga Berencana (KB), dimana satu keluarga itu maksimal hanya memiliki dua orang anak," ujarnya.
Program KB menurut dia, merupakan program penting untuk menekan jumlah atau angka penduduk di tanah air, karena khusus untuk Indonesia saja perkembangan penduduk begitu pesat.
"Bayangkan, pada tahun 2011, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 241 juta jiwa lebih atau meningkat sekitar tiga persen dari jumlah penduduk di tahun sebelumnya (2010)," tuturnya.
Jika dipersentase secara global, katanya, jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah hampir mencapai satu persennya.
"Bayangkan jika selama kurun waktu sepuluh tahun atau bahkan 20 tahun kedepan. Jika tidak ada kesuksesan program KB, maka apa yang di khawatirkan bisa saja terjadi," ujarnya.
Hardiyanto menguraikan, saat ini laju pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 1,49 persen per tahun yang artinya, dalam setahun pula, terjadi pertumbuhan penduduk sekitar 3,5 juta lebih.