REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Aksi pembakaran Alquran oleh tentara AS menyulut kemarahan warga muslim Afghanistan. AS akhirnya meminta maaf atas tindakan amoral tentaranya setelah 2.000 lebih warga muslim Afghanistan mendemo pangkalan AS di sana. Tidak hanya AS, Nato pun secara khusus juga meminta maaf atas insiden pembakaran Al-quran, dan mencoba meredam kemarahan publik.
Jenderal John Allen, kepala Bantuan Keamanan Internasional (ISAF), meminta maaf dan memerintahkan penyelidikan penuh atas insiden ini.
"Ketika kita belajar dari tindakan ini, kami segera turun tangan dan menghentikan mereka," kata Jenderal Allen, dikutip Onislam.net, Rabu (22/2).
Jenderal Allen juga mengatakan pihaknya akan melakukan penyelidikan dan memeriksa apakah tentara di pangkalan udara Bagram benar telah membuang sejumlah besar materi keagamaan Islam yang meliputi Alquran.
"Kami benar-benar menyelidiki insiden itu, dan kami mengambil langkah untuk memastikan hal ini tidak pernah terjadi lagi. Saya jamin. Saya berjanji ini tidak disengaja dengan cara apapun," cetus Allen.
Pejabat militer NATO pergi untuk menawarkan permintaan maaf yang tulus, untuk pelanggaran apa saja yang mungkin terjadi kepada presiden Afghanistan, pemerintah dan masyarakat.
"Saya menawarkan permintaan maaf saya yang tulus untuk setiap pelanggaran in kepada Presiden Afghanistan, pemerintah Republik Islam Afghanistan, dan yang paling penting, untuk orang-orang mulia dari Afghanistan," katanya dalam pernyataan tertulis serta dalam sebuah video yang dirilis di situs militer AS.