REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Umum DPP PKNU, Choirul Anam atau Cak Anam sangat berduka atas wafatnya ulama kharismatik KH Abdullah Faqih. Menurut Cak Anam, Kiai Abdullah Faqih yang juga ulama "khos" (sepuh) di kalangan NU itu sempat dirawat di Graha Amerta RSUD dr Soetomo Surabaya.
"Karena sudah pulih, maka beliau diizinkan dirawat di rumah. Saya sendiri sempat menjenguk beliau pada hari Ahad (26/2) lalu," kata salah seorang tokoh Ansor NU Jatim yang dikenal sebagai 'orang dekat' Kiai Abdullah Faqih itu.
Pada pertemuan terakhir itu (26/2), katanya, dirinya sempat bertemu selama lima menit, namun dirinya sempat tertegun, karena Kiai Abdullah Faqih sempat menangis.
"Almarhum mengatakan kamu ke sini (meminta untuk mendekat). Beliau meminta saya untuk berjuang terus. Saya izinkan kamu, saya ridhoi, kamu berjuang terus, jangan khilaf, ajak bersatu semua kawan," katanya, mengutip pesan almarhum.
Ditanya tentang sosok Kiai Abdullah Faqih, Cak Anam yang juga mantan wartawan itu menilai Kiai Abdullah Faqih merupakan sosok yang jarang berbicara tentang kedudukan (jabatan) dan "dunia" (uang).
"Beliau selalu mementingkan kejujuran dan moralitas. Kalau mendapat sumbangan dari orang, beliau selalu memilah, menyisihkan, dan akhirnya dikembalikan kepada kepentingan masyarakat," katanya.
Bahkan, kata dia, Kiai Abdullah Faqih sering menyumbang kegiatan PKNU dengan uang pribadi. "Ketika PKNU akan bermuktamar, beliau bertanya apa sudah siap? Beliau pun menyerahkan sumbangan," katanya.
Oleh karena itu, kepergian Kiai Abdullah bukan hanya PKNU yang kehilangan. "Bukan hanya PKNU atau NU yang kehilangan beliau, tapi bangsa ini kehilangan sosok teladan yang lebih memikirkan orang lain daripada dirinya," katanya.