REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI --Alqaidah mengaku bertanggung jawab atas serangan bunuh diri yang terjadi di depan istana presiden di tenggara Yaman yang menewaskan 26 pasukan Pengawal Republik, beberapa hari lalu.
“Para martir Abu Muhjen al-Sayari menyerang dengan mobil yang penuh bom ke arah pasukan Garda Republik di dalam istana presiden di Mukalla, ibu kota Hadramaut. Penyerangan menewaskan hampir 30 perwira dan prajurit dan melukai lebih dari 50 lainnya," ujar Alqaidah dalam pernyataan yang dirilis pada Rabu (29/2) di forum jihad.
"Serangan itu bertepatan dengan bab-bab terakhir dari sandiwara transisi kekuasaan di Yaman, Amerika Serikat bertujuan untuk mencuri buah dari pemberontakan," kata pernyataan tersebut.
Pada hari Sabtu lalu, seorang pembom bunuh diri meledakkan kendaraannya di luar istana presiden di ibukota provinsi Hadramaut Mukalla. Pemboman dilakukan disela-sela upacara sumpah jabatan presiden baru pertama di Sana'a sejak 1978. Serangan terjadi saat Abdrabuh Mansour Hadi mengambil sumpah di ibukota Sana'a untuk menggantikan Ali Abdullah Saleh sebagai presiden.
Operasi tersebut, kata Alqaidah, merupakan pesan yang jelas kepada duta besar AS. "Ini adalah pesan bahwa proyek AS di Yaman tidak akan berhasil dan operasi kami akan menargetkan proyek ini di mana pun berada," kata pernyataan itu.