REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -— Empat orang wanita asal Kabupaten Sukabumi diperdagangkan hingga ke Brunei Darussalam. Hingga kini keberadaan keempat wanita tersebut masih dilacak tim Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi.
'Untuk memulangkannya, saat ini kami berkoordinasi dengan International Organization for Migration (IOM)," terang Ketua P2TP2A Kabupaten Sukabumi, Elis Nurbaeti, Senin (5/3). Ke empat wanita tersebut berasal dari Kecamatan Bantargadung sebanyak tiga orang dan satu orang dari Warungkiara.
Elis mengatakan, empat wanita tersebut diduga menjadi korban perdagangan manusia. Mereka dipekerjakan dan dieksploitasi sebagai pembantu rumah tangga di Brunei. Namun, majikannya tidak mau membayar upah kepada mereka. Pasalnya, sang majikan beralasan telah membayar gaji mereka ke agen yang membawanya ke Brunei.
Sementara ke empat wanita yang rata-rata berusia 18 tahun ke atas ini mengaku tidak pernah memperoleh imbalan sama sekali setelah bekerja di sana. Menurut Elis, tindakan agen bisa diindikasikan sebagai upaya memperjualbelikan wanita ke Brunei. Oleh karenanya, P2TP2A juga telah menjalin koordinasi dengan aparat kepolisian untuk memproses hukum kasus ini.
Sepanjang 2012, lanjutnya, sudah ada lima kasus trafficking seperti itu. Jumlah korbannya sebanyak sepuluh orang. Dari sepuluh orang korban, sebanyak enam di antaranya telah berhasil dipulangkan ke Sukabumi. Sebelumnya mereka ada yang dipekerjakan di sejumlah tempat seperti di Jakarta, Medan, Papua, hingga Brunei Darussalam.