REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Perundingan tentang program nuklir Iran akan gagal jika negara-negara kekuatan dunia menggunakan "tekanan" selama negosiasi, kata Ketua Parlemen Iran Ali Larijani, Rabu.
"Mereka (negara-negara kekuatan dunia) harus memperhatikan bahwa jika mereka ingin terus menekan dalam pembicaraan, ini tidak akan menghasilkan apa pun," kata Larijani seperti dikutip laman televisi pemerintah.
Pernyataan itu disampaikan setelah negara-negara kekuatan dunia menyepakati dialog baru, yang telah terhenti selama lebih dari satu tahun, dengan Teheran mengenai program nuklirnya.
Pada Selasa, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton, yang mewakili negara-negara kekuatan dunia - Inggris, China, Prancis, Rusia, Amerika Serikat dan Jerman dalam negosiasi dengan Teheran - mengumumkan perjanjian itu.
"Kami berharap bahwa Iran sekarang akan masuk ke dalam suatu proses dialog berkelanjutan yang konstruktif yang akan memberikan kemajuan nyata dalam menyelesaikan kekhawatirkan masyarakat internasional mengenai program nuklirnya," kata Ashton.
Waktu dan tempat untuk mengadakan pembicaraan sekarang perlu untuk disetujui, ia menambahkan.
Dalam suratnya pada 14 Februari untuk Ashton, kepala negosiator nuklir Iran Saeed Jalili mengatakan Teheran siap untuk melanjutkan perundingan yang buntu itu secepatnya selama negara-negara kekuatan dunia menghormati haknya untuk memiliki energi nuklir damai.
Pada pembicaraan terakhir antara kedua belah pihak yang diadakan di Istanbul pada bulan Januari 2011, Iran menolak untuk menjawab pertanyaan mengenai program nuklirnya, hal yang oleh sumber-sumber diplomatik disebut sebagai "pra-kondisi" pencabutan sanksi.
Prospek perundingan baru muncul pada saat ketegangan meningkat antara Iran dan pesaingnya di kawasan Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan selama kunjungannya ke Washington pekan ini bahwa negaranya tidak bisa menunggu "lebih lama" agar sanksi berfungsi sepenuhnya pada Iran.
Dia mengatakan "tidak akan pernah membiarkan rakyat saya hidup dalam bayang-bayang kehancuran".
Namun Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan kesiapan Iran untuk kembali ke perundingan adalah untuk kepentingan semua pihak.
"Kami sekarang mendengar kabar-kabar tentang kembalinya mereka ke meja perundingan, ini sangat di minati semua orang, Amerika Serikat, Israel dan dunia, untuk melihat apakah ini bisa diselesaikan dengan cara damai," kata Obama.
Negara Barat dan Israel menuduh Iran berusaha membangun bom nuklir
dengan kedok program nuklir sipil, tuduhan yang secara konsisten ditolak oleh Teheran yang mengatakan program nuklirnya ditujukan untuk tujuan damai.