REPUBLIKA.CO.ID, MOGADHISU - Serangan bom bunuh diri terjadi di dalam kompleks istana presiden di Mogadishu, ibu kota Somalia, Rabu (14/3). Akibat insiden tersebut, sedikitnya empat orang tewas, kata polisi dan pasukan Uni Afrika.
Al-Shabaab telah menarik diri dari Mogadishu pada Agustus 2011 dan pasukan Uni Afrika mengamankan daerah yang ditinggalkan kelompok gerilya itu. Namun, kota pesisir tersebut masih tetap rawan serangan-serangan bom.
Laporan mengenai jumlah korban tewas dalam serangan Rabu itu berbeda-beda. Gerilyawan Al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu namun menyebut jumlah korban tewas 17 dan 30 orang cedera.
"Kemenangan besar, di dalam apa yang disebut istana presiden, ledakan-ledakan lain akan menyusul," kata Sheikh Abdiasis Abu Musab, juru bicara operasi militer Al-Shabaab, kepada Reuters.
Paddy Ankunda, juru bicara pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika di Somalia AMISOM, mengatakan, empat orang, termasuk warga sipil, tewas. Namun tidak ada korban di pihak AMISOM.
Juru bicara kepolisian Kolonel Abdullahi Barise mengatakan kepada Reuters, lima orang tewas dan 10 lain cedera dalam serangan itu. Abdirashid Mohamed Ali, penasihat keamanan nasional untuk perdana menteri, dan Ankunda mengatakan, ledakan itu terjadi di dekat pintu gerbang depan kompleks istana presiden, tidak jauh dari sebuah bangunan yang digunakan oleh ketua parlemen.
Sejak mundur dari Mogadishu pada Agustus 2011, Al-Shabaab mendapat tekanan yang meningkat di Somalia tengah dan selatan dari pasukan Ethiopia dan Kenya yang berperang bersama pasukan pemerintah Somalia dan milisi pro-pemerintah.
Pasukan AMISOM yang berkekuatan 10.000 orang berperang untuk mengamankan Mogadishu, enam bulan setelah Al-Shabaab meninggalkan pangkalan mereka di sana dan melakukan perang gerilya, termasuk serangan-serangan bom bunuh diri dan bom mobil.
Al-Shabaab yang bersekutu dengan Al-Qaida mengobarkan perang selama beberapa tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah sementara Somalia dukungan PBB yang hanya menguasai sejumlah wilayah di Mogadishu.