REPUBLIKA.CO.ID, GAZA---Seorang bayi laki-laki berusia lima bulan yang dirawat di Rumah Sakit (RS) di Gaza meninggal dunia, Ahad (25/3). Bayi ini meninggal akibat respirator yang tidak berfungsi karena habisnya bahan bakar untuk menghidupkan generator di RS tersebut.
Sang ayah, Abdul Rahim Helou (27) tidak bisa menahan sedihnya melihat sosok mungil putranya yang sudah tidak bernyawa. "Ia memiliki gangguan limfatik dan membutuhkan respirator untuk bertahan hidup," ujar sang ayah.
Respirator tersebut membantu si bayi untuk menghilangkan cairan yang terakumulasi dalam sistem pernapasannya. "Jika saja kami tinggal di negara normal, saya kira peluangnya untuk hidup akan lebih baik," ratap Helou.
Krisis energi yang semakin parah di wilayah Gaza telah menghambat pelayanan kesehatan RS di Gaza. Keterbatasan bahan bakar ini membuat Gaza harus mengalami pemadaman litrik setiap 18 jam sehari. Salah satu dampaknya adalah kematian bayi, yang telah mengancam 1,6 juta jiwa penduduk Gaza.
Selain itu, kekurangan bahan bakar ini menyebabkan antrian panjang setiap di pompa bensin untuk mendapatkan bahan bakar. Keluarga di Gaza juga setiap malam harus menahan dingin di rumah mereka selama musim dingin, karena tidak adanya bahan bakar untuk pemanas.
Setahun lalu, Hamas memutuskan untuk membangun pembangkit listrik dengan pasokan bahan bakar yang diselundupkan dari Mesir. Namun pemeriksaan yang ketat dari Israel dari aksi penyeludupan telah menghambat pasokan ini.
Ketatnya pemeriksaan Israel, membuat Mesir mulai mengurangi pasokan beberapa pekan terakhir. Akibatnya Gaza kekurangan bahan bakar dan memaksa jutaan penduduknya hidup tanpa pasokan listrik.