REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Koordinator Komisariat (Korkom) Walisongo Semarang mengepung terminal (depo) PT Pertamina. Aksi ini sempat ricuh lantaran selama satu jam orasi mahasiswa tak mendapat tanggapan dari pihak Pertamina.
Hal ini membuat ratusan peserta aksi memaksa masuk ke dalam terminal. Niat tersebut dihalangi oleh aparat kepolisian yang berjaga-jaga. Karena merasa dihalangi, beberapa mahasiswa pun mencoba memasuki depo dengan cara memanjat pagar.
Tak hanya itu, mahasiswa juga melemparkan sebuah jerigen ke dalam depo. Sontak saja hal ini membuat aksi dorong-dorongan antara aparat dan mahasiswa semakin kencang.
Koordinator lapangan, Muhammad Syaefudin, menyatakan aksinya kali ini meminta Pertamina ikut menolak rencana kenaikan harga BBM pada 1 April medatang. "Kami meminta perwakilan Pertamina menyatakan dan menandatangani tuntutan kami untuk menolak kenaikan BBM," ujarnya saat ditemui di sela-sela aksi di Jalan Pengapon, Kamis (29/3).
Demo juga diwarnai dengan aksi tidur di tengah jalan. Hal ini membuat kendaraan sejenak tidak bisa melintas. Teriknya matahari tak membuat aksi mahasiswa surut. Mereka kerap mencari jalan agar bisa memasuki terminal BBM Pengapon.
Sementara Operation Head Terminal BBM Pengapon, Robinson, mengatakan dirinya sebagai warga juga sepakat harga BBM tidak dinaikkan. Namun secara kelembagaan, dirinya tak mampu berbuat banyak.
"Prinsipnya sebagai warga negara, saya merasa ironis jika harga BBM dinaikkan," katanya. "Apa yang saya lakukan sampai detik ini secara pribadi menolak. Tapi, saya tidak mungkin berdemo seperti para mahasiswa," ujar Robinson.