REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Chrisye, yang meninggal dunia lima tahun lalu, hadir kembali secara virtual di hadapan ribuan penggemarnya pada konser keempat yang bertajuk, "Konser Chrisye 2012: Kidung Abadi".
"Senang saya jumpa anda di sini bersama Erwin Gutawa Orkestra. Siap nyanyi?" kata penyanyi dan pencipta lagu yang terlahir bernama Christian Rahadi itu. "Siaaaaap!" demikian ribuan penonton yang memenuhi acara konser di Plenary Hall, Jakarta Convention Centre, Kamis (5/4) malam, serentak menjawab.
Dengan iringan tepuk tangan penonton, penyanyi yang sepanjang 1977-2004 menghasilkan 20 album studio itu kemudian mendendangkan salah satu tembang abadinya, "Nona Lisa" dari album bertajuk sama yang dirilis tahun 1986. Selanjutnya penonton dihibur dengan lagu-lagu hits penyanyi bersuara tenor itu, seperti lagu "Hura Hura" dari album "Hip Hip Hura" tahun 1985, dan lagu "Anak Sekolah". Lalu, saat memasuki lagu "Kala Cinta Menggoda", Chrisye meminta penonton untuk berdiri. "Boleh saya minta berdiri bagi penonton yang duduk, bernyanyi dan bergoyang. Yang dibelakang juga," teriaknya. Sontak penonton langsung berdiri sambil bertepuk tangan mengikuti irama lagu dan ikut bernyanyi bersama Chrisye.
Pada lagu "Cintaku", Chrisye memanggil pemain biola, "Hendri Lamiri," teriaknya. Lalu sosok Hendri yang selalu tampil mengenakan topi naik ke atas panggung, mengiringi Chrisye bernyanyi dengan gesekan dawai biolanya. Chrisye kembali mengejutkan penonton saat berduet dengan Sophia Latjuba menyanyikan lagu "Setangkai Anggrek Bulan" dan "Kangen", yang diawali dengan kemunculan Sophia yang mengenakan gaun putih gemerlap dan hiasan kepala di tengah panggung.
Saat Sophia bergeser ke sisi kanan panggung, gambaran Chrisye yang mengenakan kostum serba putih muncul disampingnya dan menyanyi. Pada akhir lagu, dia meneriakan nama "Sophia Latjuba!", lantas mengulurkan tangan dan langsung disambut oleh Sophia.
Selanjutnya, penyanyi yang sudah berkiprah selama lebih dari empat dekade itu menutup konser dengan lagu "Pergilah Kasih", dalam video hitam putih. "Terimakasih sekali untuk anak saya, istri saya Yanti, untuk Jay Subiakto dan Erwin Gutawa," kata Chrisye menutup konser.
Sosoknya kemudian menjelma menjadi siluet yang terbang ke atap, di atas penonton, dan kemudian menghilang, kembali ke dunianya. Konser pun usai.
Kolaborasi Jenius
Kolaborasi jenius Erwin Gutawa dan Jay Subiakto tidak hanya menghadirkan kembali Chrisye, tapi juga membuat penggemar berkomunikasi lagi dengan penyanyi legendaris itu, dan membuat mereka bisa bernyanyi bersama sang penyanyi pujaan sepanjang konser. Konser ini juga bukan sekedar konser Tribute biasa, namun bisa benar-benar "menghadirkan" kembali Chrisye di atas panggung secara virtual.
"Kostum serba putih menggambarkan sosok Chrisye yang memang sudah tiada, di dunia lain. Makanya dia juga dibuat sesekali menghilang saat berduet dengan Sophia," jelas Jay.
Lagu ciptaan Erwin Gutawa dan putrinya, yang dijahit dari ratusan potongan suara Chrisye, juga terasa seperti benar-benar dilantunkan oleh penyanyi yang selama karirnya sudah merilis 31 album itu. "Chris, suara dan nyanyian lo akan selalu bersama kita. Selamanya...." ujar Erwin sebelum memimpin Erwin Gutawa Orchestra mengiringi lagu "Kidung Abadi". Dan bagi istri Chrisye, Gusti Firoza Damayanti Noor atau biasa disapa Yanti, Chrisye akan tetap selalu ada. "Lima tahun telah berlalu tetapi sosoknya, cintanya, dan semangatnya selalu ada," kata dia.
Impian Chrisye
Di tempat yang sama, tahun 1994 Chrisye menggelar konser pertamanya yang bertajuk "Sendiri."
Konser keempat tahun ini, yang diharapkan bisa mengobati rasa rindu penggemar akan kehadiran Chrisye, dilakukan dengan melibatkan deretan artis terkenal seperti GIGI, Gita Gutawa, Once, Sophia Latjuba, dan Vina Panduwinata. Ide konser keempat kali ini, menurut Jay, berasal dari Chrisye sendiri semasa hidup.
Jay berkisah setelah mereka menggelar konser Chrisye, "Dekade", pada 2003, tercetus ide untuk membuat konser lagu dengan konsep yang lebih arsitektural. "Karena latar belakang dia dari arstitek, saya dan Erwin juga. Chrisye ingin tata panggungnya ada kedalaman ruang," tutur Jay.