REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Pertimbangan PAN, Amin Rais, meragukan Susilo Bambang Yudhoyono berani mengeluarkan PKS dari koalisi. Pihaknya meyakini PKS akan tetap di koalisi meskipun kerap mengeluarkan sikap yang berbeda dengan yang disepakati partai-partai koalisi dalam Setgab.
"Saya menggunakan intuisi, tidak mungkin PKS dikeluarkan dari koalisi," jelas Amin, di Jakarta, Ahad (8/4) malam.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS), menurutnya, akan terus berada dalam koalisi. Karena, SBY tidak mungkin berani melepas PKS.
Namun demikian, Amien Rais menilai sikap PKS terbilang aneh bin ajaib karena tetap memilih bertahan dalam Koalisi meski sering kali berseberangan pendapat. Dia menyatakan seandainya berposisi seperti Susilo Bambang Yudhoyono, maka tidak akan segan-segan mengeluarkan PKS dari koalisi. Hal itu dinilainya harus dilakukan karena PKS berbeda pandangan.
"Ini aneh bin ajaib. Sudah sedemikian teman-teman PKS itu selalu melanggar etika koalisi, tapi mereka terus saja ada dalam koalisi," ujarnya.
PKS memilih menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Ketika paripurna RUU APBN-P, PKS menolak pasal 7 ayat 6a yang menyatakan bila dalam enam bulan harga minyak melambung hingga 15 persen lebih maka pemerintah dapat melakukan penyesuaian harga.