Senin 09 Apr 2012 16:08 WIB

Jateng Kesulitan Tangani Kemiskinan di Pesisir

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Dewi Mardiani
Sejumlah perahu milik nelayan ditambatkan di sekitar muara sungai Kaliyasa, Cilacap, Jateng.
Foto: Idhad Zakaria/Antara
Sejumlah perahu milik nelayan ditambatkan di sekitar muara sungai Kaliyasa, Cilacap, Jateng.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kondisi masyarakat di kawasan pesisir masih di bawah garis kemiskinan. Mereka tergantung ada pendapatan dari laut dan di saat musim angin barat, mereka hanya menunggu bantuan pemerintah. Menangani hal tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengaku kesulitan.

Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, mengaku belum mampu menangani kemiskinan pesisir. Menurutnya, kondisi nelayan cukup sulit untuk diupayakan berinovasi. Mereka hanya mampu melaut dan melaut. "Kemiskinan pantai belum bisa diatasi. Mereka orang pantai biasanya malas, susah diajak bekerja keras. Disuruh berinovasi susahnya bukan main," ujar Bibit saat orientasi kepemimpinan, Senin (9/4).

Selain itu, upaya transmigrasi masyarakat pesisir pun sulit digalakkan. Pasalnya, para nelayan enggan pindah dan hanya memiliki keahlian kerja dengan melaut. "Miskin, ditransmigrasi tak mau. Orang pantai disuruh ke gubung ya gak bisa," tutur gubernur. Saat ini, pihaknya baru mampu melakukan pemberdayaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

Meski demikian, menurut gubernur, penanganan kawasan pesisir cukup baik dilakukan Pekalongan dan Tegal. Bahkan untuk budidaya perikanan, Bibit mengaku Jateng telah cukup maju, seperti budidaya lele. Menurut Bibit, budidaya lele di Jateng dapat menghasilkan 40 ton di satu desa untuk seharinya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement