Senin 09 Apr 2012 20:46 WIB

Keluh Kesah Muslim Prancis di Le Bourget

Rep: Agung Sasongko/ Red: Chairul Akhmad
Muslim di Prancis (ilustrasi).
Foto: yahoo.bondyblog.fr
Muslim di Prancis (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Di tengah kekhawatiran adanya "serangan" terhadap Muslim Prancis selepas tragedi Toulouse, ratusan Muslim menggelar konferensi Islam tahunan di Le Bourget.

Konferensi yang diselenggarakan oleh Uni Organisasi Islam Prancis (UOIF) itu boleh dibilang merupakan pertemuan Muslim terbesar di Eropa.

Juru Bicara Komite Anti Islamofobia, Marwan Muhammad, menilai persepsi publik tentang Islam telah dibesar-besarkan. Sebabnya, pertemuan ini sangat penting guna menyatukan suara dan sikap terkait segala hal yang mungkin terjadi di Prancis dan Eropa.

Peserta konferensi, Sara Taharoui, mengatakan seluruh komunitas Muslim mengutuk atas apa yang terjadi pada Mohammed Merah. Menurutnya, komunitas Muslim sepakat terorisme bukan bagian dari agama Islam. "Kami berada d isini mengutuk tindakannya," ucapnya seperti dikutip onislam.net, Senin (9/4).

Meski tidak bersifat mendadak, karena sudah diagendakan jauh-jauh hari, konferensi ini menarik momentum yang tepat. Sebab, Muslim Prancis tengah menghadapi tekanan demikian berat. Sebagai gambaran saja, selepas peristiwa Toulouse, Presiden Prancis, Nicholas Sarkozy segera mencekal ulama Muslim untuk datang ke Prancis.

Selang beberapa hari, pemerintah Prancis kembali mengeluarkan pernyataan yang intinya melarang ulama Saudi, Ayed bin Abdullah Al-Qarni dan Abdullah Basfar memasuki Prancis. Hal yang sama berlaku pula untuk ulama Mesir, Safwat Al-Hijazi dan mantan mufti Yerusalem, Akrama Sabri.

Belum lagi masalah daging halal yang terus dipersoalkan. Kondisi itu kian lengkap dengan perlakuan diskriminasi terhadap Muslimah. Karena itulah, pertemuan Le Bourget menjadi krusial lantaran di tempat ini komunitas Muslim Prancis bertemu dan bertukar pikiran.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement