REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Satu tim pendahulu pengamat PBB tiba di ibu kota Suriah, Damaskus, Ahad larut malam (15/4). Tim ini akan memantau gencatan senjata yang diperantarai oleh utusan internasional Kofi Annan, kata beberapa sumber.
Tim pendahulu yang terdiri atas enam orang tersebut tiba sehari setelah Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat menyetujui misi pengamat itu. Tim akan didukung oleh tim lain dan jumlah seluruh pengamat akan mencapai 250 orang.
Misi pengamat itu disepakati sebagai bagian dari rencana enam pasal yang diajukan Kofi Annan dengan tujuan menyelesaikan krisis Suriah secara politik. Rencana tersebut menyerukan penarikan tentara dari daerah berpenduduk paling lambat pada 10 April dan gencatan senjata paling lambat pada 12 April, dan juga menyerukan diperkenankannya media asing dan demonstrasi damai.
Suriah secara resmi menyetujui rencana itu dan mematuhi gencatan senjata yang berlaku Kamis lalu (12/4).
Sabtu (14/4), oposisi Suriah menyambut baik resolusi Dewan Keamanan PBB tentang pengiriman tim pemantau PBB sebagai langkah pertama untuk melindungi rakyat Suriah dari aksi penanganan keras pemerintah Presiden Bashar al-Assad.
Dewan Nasional Suriah (SNC) menyebut hasil pemungutan suara bulat di PBB, New York, Sabtu pagi kemarin merupakan langkah awal yang penting yang dilakukan masyarakat internasional dalam memenuhi tanggung jawabnya terhadap rakyat Suriah.
SNC juga memperingatkan akan taktik penguluran waktu dan pemalsuan penarikan muncur personel yang dilakukan pemerinah Suriah beberapa waktu lalu.