REPUBLIKA.CO.ID, LAS VEGAS - Produser John Landau mengaku proses dibalik 'daur ulang' film Titanic menjadi versi 3D bukanlah hal mudah dan murah. Apalagi proses itu tidak melulu soal teknis namun juga melibatkan proses kreatif tinggi agar gambar yang disaksikan pas dan tetap memukau untuk ditonton.
"Itu adalah proses kreatif yang menggunakan teknologi," kata Landau, di National Association of Broadcasters (NAB) Show, di Las Vegas, Senin waktu setempat.
Untuk menggarap peralihan Titanic 2D menjadi 3D sendiri Landau mengaku timnya butuh waktu sampai 14 bulan. Biayanya juga selangit, menyedot hingga 18 juta dolar amerika atau sekitar 165 miliar rupiah.
Projek upgrade Titanic dimulai dengan menjadikan materi film awal sebagai format 4K (yang dikerjakan di Reliance MediaWorks), lalu Stereo 3D membawanya ke format 3 Dimensi dengan melibatkan 450 orang.
William Sherak, president dari StereoD, yang mengerjakan versi 3D untuk Titanic, menggambarkan pendekatan yang mereka lakukan sebagai proses seleksi frame per frame dimana pembuat film menentukan kedalaman yang ada di setiap framenya. Ia bahkan menyebutnya sebagai "pendekatan artistik pertama dari si pembuat film"
Tugas penting itu diemban James Cameron. Sutradara yang juga menangani Avatar itu, menurut Landau, bahkan sampai menyeleksi setiap frame untuk menghasilkan gambar 3D yang tepat. Ia benar benar mengandalkan ingatan yang dia dapat dari lokasi pengambilan gambar untuk menaruh mana yang bisa ditonjolkan, katanya.
"Untuk film ini kami menggunakan pengalaman saat mengerjakan Avatar," kata Landau. "Aksi tidak terlalu penting ketika memberi tekanan pada 3D. Pada akhirnya, film adalah tentang close up. Penonton kembali karena jalan ceritanya."
Ide untuk membuat Titanic dalam format 3D ternyata bukan hal baru. Landau mengaku pernah mencuatkan ide ini di tahun 2000 silam. Empat tahun lalu, keduanya bahkan sempat menjajal materi satu menit ke 15 perusahaan berbeda." Kami (saat itu) merasa potensinya ada," ungkap Landau.
Sejak dirilis 4 april 2012, Titanic 3D kini sudah mengantongi pendapatan kotor 201, 8 juta dolar (Rp 1, 8 miliar). Jika ditotal, dengan penghasilannya di 1997, total yang didulang 2,03 miliar dolar (Rp 18,6 triliun).
Titanic (2D dan 3D) tercatat sebagai film kedua yang mampu menembus pendapatan 2 miliar dolar (Rp 18, 3 trilun). Avatar, di posisi pertama dengan pemasukan 2, 8 milar dolar (Rp 25, 6 triliun).