Jumat 20 Apr 2012 18:55 WIB

Pengrusakan Masjid Ahmadiyah, Polisi Bantah tak Bertindak

Rep: Nur Feby Rosiana/ Red: Hazliansyah
Mobil habis terbakar usai kerusukan Ahmadiyah di Cikeusik, Banten.
Foto: Antara
Mobil habis terbakar usai kerusukan Ahmadiyah di Cikeusik, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi membantah pihaknya tak bertindak saat masjid Ahmadiyah diserang oleh warga Kampung Babakan Pindan, Desa Cipakat, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya Jumat (20/4) siang.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Polri Brigjen Muhammad Taufik menuturkan penyerangan tersebut terjadi pada Jumat (20/04) pukul 09:30 WIB. Penyerangan berawal dari sebagian masyarakat yang tidak menyukai adanya aktivitas anggota Ahmadiyah di dekat lingkungan mereka.

Taufik menuturkan, kepolisian tidak tinggal diam saat penyerangan masjid Ahmadiyah berlangsung. Puluhan aparat, kata Taufik, telah berada di lokasi saat beberapa warga ingin mengadakan dialog dengan pengurus masjid Ahmadiyah setempat. Ia pun menyangkal jika polisi yang sudah mengamankan kegiatan tersebut tidak bertindak.

Aparat kepolisian, lanjut Taufik, berjaga dibelakang warga yang berada dihalaman masjid, sedangkan warga lainnya mengelilingi masjid.

"Sayakan sudah katakan bahwa yang memancing itu bukan (warga) di depan (masjid) tapi disamping (masjid). Kalau yang dari depan halaman kita sudah tutup. Pengamanan sebetulnya sudah dilakukan tapi yang namanya pelemparan, ditambah lemparannya itu dari belakang," ujar Taufik saat jumpa pers di Mabes Polri, Jumat (20/04).

Ia menuturkan, dalam penyerangan tersebut tidak ada korban terluka. Mengantisipasi kejadian lanjutan, 180 aparat kepolisian berjaga-jaga disekitar masjid Ahmadiyah.

"Kita lebih fokus untuk mengamankan situasi ini karena ini masalahkan keyakinan, jadi memang tidak bisa semata-mata kita tahu bahwa tindakan itu adalah tndakan pidana. Yang pertama kali harus kita lakukan adalah bagaimana meredam situasi ini agar tidak berkembang menjadi besar," tutur Taufik.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement