Rabu 25 Apr 2012 10:19 WIB

Gunung Marapi Sumbar Sempat 'Batuk' Asap

Gunung Marapi
Foto: Antara/Arif Pribadi
Gunung Marapi

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI, SUMBAR - Gunung Marapi yang berada di antara Kabupaten Tanahdatar dan Agam, Sumatera Barat (Sumbar), Rabu sekitar pukul 08.30 WIB dilaporkan semburkan asap putih tipis.

Asap putih tipis dikeluarkan Gunung Marapi yang berketinggian 2.891 meter dari permukaan laut (mdpl) diperkirakan setinggi 100 meter dari puncak kawah.

Suparmo, petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Pos Pemantauan Gunung Api Bukittinggi, di Bukittingi, Rabu, mengatakan, asap putih tipis tersebut hanya berlangsung sebentar.

Dikatakannya, gunung sejak beberapa hari terakhir tidak lagi terlihat mengeluarkan abu vulkanik, namun statusnya masih ditetapkan waspada level II.

Dia berharap masyarakat di sekitar gunung serta para pendaki untuk tidak mendaki pada radius tiga kilometer dari puncak gunung.

Berdasarkan data seismograf, lanjutnya, selama Maret 2012 gunung ini mengeluarkan sebanyak 39 kali hembusan, sembilan kali gempa vulkanik dalam (VA), 41 kali gempa vulkanik dangkal (VB), dan 39 kali letusan.

Dari 1 hingga 17 April 2012, menurutnya, tercatat letusan sebanyak 16 kali dengan menyemburkan abu vulkanik setinggi 200 - 900 meter dari puncak gunung.

Peningkatan aktivitas Gunung Marapi terjadi 3 Agustus 2011 dan sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang dengan ketinggian mencapai 1.000 meter dan menjangkau sejumlah daerah, seperti Agam, Tanahdatar, Padangpariaman, dan Padangpanjang.

Salah satu gunung aktif di Sumbar itu terakhir kali meletus pada 2005. Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Tandikek itu menjadi salah satu tujuan bagi pendaki dari dalam maupun dari luar Sumbar.

Marapi sejak akhir abad 18 hingga 2008 tercatat sudah 454 kali meletus, 50 di antaranya dalam skala besar. Saat dalam status siaga, Kota Bukittinggi merupakan salah satu daerah evakuasi.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement