Ahad 29 Apr 2012 13:37 WIB

Empat WNA Ditangkap Tentara Sudan di Heglig

Rep: Antara/AFP/ Red: Djibril Muhammad
 Kondisi salah satu lokasi di kota Heglig Sudan Selatan usai dibombardir oleh pesawat AU Sudan beberapa waktu lalu.
Foto: Michael Onyiego/AP
Kondisi salah satu lokasi di kota Heglig Sudan Selatan usai dibombardir oleh pesawat AU Sudan beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM - Empat warga asing yang sedang menyelidiki puing-puing akibat pertempuran antara Sudan dan Sudan Selatan ditangkap di ladang minyak Heglig, kata Khartoum Sabtu tetapi PBB mengidentifikasi mereka adalah para penyapu ranjau.

"Ini menegaskan, seperti apa yang telah kami katakan sebelumnya bahwa Sudaan Selatan melakukan agresinya terhadap Heglig didukung oleh para ahli asing," kata juru bicara Sawarmi Khaled Saad kepada wartawan setelah empat warga asing itu diterbangkan e Khartoum untuk "pemeriksaan lebih lanjut."

Ia mengidentifikasi keempat warga asing itu adalah seorang warga Inggris, seorang Norwegia, seorang Afrika Selatan dan seorang Sudan Selatan. "Kami menangkap mereka di dalam perbatasan Sudan, daerah Heglig, dan mereka mengumpulkan puing-puing bekas perang untuk diselidiki," kata Saad di bandara itu.

Jan Ledang, direktur missi Bantuan Rakyat Norwegia (NPA) di Sudan Selatan, mengidentifikasi salah seorang dari mereka yang ditangap itu bernama John Sorbo, juga dari NPA. "Tidak mungkin mereka berada di Heglig-- mereka di Pariang" sekitar 90 menit berkendaraan mobil dari Heglig di negara bagian Persatuan Sudan Selatan , kata Ledang.

Mereka sedang melanjutkan pekerjaan menyapu ranjau di daerah itu, tambahnya. Josephine Guerrero, seorang juru bicara Misi PBB di Sudan Selatan, mengatakan keempat orang itu sedang melakukan tugas penjinakkan ranjau "dan seorang dari mereka berasal dari PBB."

Dalam aksi kekerasan paling serius sejak Sudan Selatan merdeka, pasukan Juba (ibu kota Sidan Selatan) menduduki daerah minyak utama Sudan, Heglig selama 10 hari, satu tindakan bertepatan dengan serangan-serangan udara terhadap Sudan Selatan dan menimbulkan kekhawatiran terjadi perang yang lebih luas.

Sudan pada 20 April mengumumkan bahwa tentaranya memaksa serdadu Sudan Selatan meninggalkan Heglig, tetapi Sudan Selatan memgatakan pihaknya mundur atas kemauan mereka sendiri.

Sudan Sabtu menolak keterlibatan Dewan Keamanan PBB dalam usaha untuk menghentikan bentrokan perbatasan sebulan dengan Sudan Selatan, yang pada Sabtu mengatakan pihaknya memukul mundur serangan pemberontak dukungan Khartoum.

"Sudan menegaskan mereka menolak setiap usaha untuk mengganggu peran Uni Afrika (AU) dan membawa masalah antara Sudan dan Sudan Selatan ke Dewan Jeamanan PBB," kata Menlu Ali Karti.

Uni Afrika dalam satu keputusan Selasa meminta Dewan Keamanan menyetujui tuntutan-tuntutannya agar dua Sudan itu menghentikan pertempuruan dalam 48 jam memulai perundingan dalam dua pekan dan menyelesaikan satu perjanjian perdamaian dalam tiga bulan.

Tetapi Karti-- kendatipun percaya penuh pada peran Uni Afrika-- dalam satu pernyataan mengatakan bahwa keterlibatan Dewan Keamanan PBB akan "memberikan prioritas bagi satu penyelesaian politik yang memiliki satu agenda tersembunyi. Ia tidak merinci lebih jauh.

Dewan Keamanan PBB Kamis mulai membicarakan satu resolusi yang dapat mengizinkan pemberlakuan sanksi-sanksi terhadap Sudan dan Sudan Selatan jika mereka tidak melaksanakan satu peta jalan Uni Afrika untuk mengakhiri perang mereka.

Satu resolusi yang disusun AS mendukung keputusan AU itu dan menyeru kedua pihak "segera" menghentikan permusuhan dan menarik seluruh pasukan mereka ke dalam perbatasan mereka masing-masing.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement