REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kisah aktivis hak asasi manusia Cina, Chen Guangcheng yang meminta perlindungan pada pemerintah AS memperkeruh hubungan bilateral AS dan Cina. Persoalan hak asasi manusia telah menjadi bagian Cina selama puluhan tahun.
Pembicaraan mengenai Chen adalah topik tabu di negara masing-masing. Kedua negara tidak ingin isu hak asasi manusia ini mengganggu pembicaraan tingkat tinggi strategis dan ekonomi yang akan diadakan Kamis mendatang.
Pemerintah AS dan Cina telah mengisyaratkan bahwa topik ekonomi global, Korea Utara, Iran dan Sudan jauh lebih penting. Bagi kedua negara Chen sepertinya 'menghilang'.
Kedua negara menolak berkomentar mengenai Chen dan mengonfirmasi keberadaan Chen. Barack Obama menolak menanggapi masalah ini.
"Jelas, saya menyadari berbagai pemberitaan mengenai situasi di Cina tapi saya tidak akan membuat pernyataan tentang masalah ini," kata Obama saat konferensi pers bersama Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda di Gedung Putih, Senin (30/4).
Toh secara implisit ia menekankan bahwa setiap bertemu dengan Cina, masalah mengenai hak asasi manusia selalu muncul. Ia menyindir Cina agar memperbaiki catatan hak asasi manusianya. Menurut dia, dengan begitu hubungan kedua negara akan jauh lebih kuat dan Cina menjadi lebih makmur.